Kunjungan Apostolik Paus: Faith, Fraternity, Compassion

Anton Ranteallo, S.S., M.Pd.- Penyuluh Agama Katolik

Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan Uskup Roma. Beliau adalah penerus Santo Petrus, sebagai paus pertama. Paus memiliki otoritas spiritual tertinggi dalam Gereja Katolik dan sebagai wakil Kristus di dunia. Paus saat ini adalah Paus Fransiskus, yang menjabat sejak 13 Maret 2013 dan merupakan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik. Jorge Mario Bergoglio, begitu nama kecilnya lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina.

Pemimpin Gereja Katolik sedunia kembali akan mengunjungi negara Indonesia. Sebelumnya, pada 9–14 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia. Selama kunjungan pastoralnya, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi beberapa kota di Indonesia: Jakarta, Yogyakarta, dan Maumere di Pulau Flores. Kunjungan ini menandai momen bersejarah dalam hubungan antara Gereja Katolik dan Indonesia.

Kini, Paus Fransikus akan mengunjungi Indonesia pada 3-5 September 2024. Beliau akan mendarat di Jakarta dan langsung disambut oleh Presiden RI, Joko Widodo. Berbagai agenda sudah dipersiapkan dengan rapi dan aman. Bahkan jauh sebelum kunjungan kenegaraan ini, pihak Tahta Suci (negara Vatikan) sudah datang berkoordinasi dengan pihak pemerintah Indonesia. Seperti halnya kunjungan kenegaraan seorang pemimpin suatu negara ke negara lain, begitu pula Sri Paus baik sebagai pemimpin negara Vatikan maupun sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia sudah pasti dipersiapkan dengan matang.

Kunjungan kepausan ini akan semakin mengakrabkan kedua negara dan mengingatkan akan historisitas masa lalu. Perlu dicatat bahwa Vatikanlah negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sementara, Mesir adalah negara pertama di Timur Tengah yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kunjungan ini pula untuk memberkati umat Katolik pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Paus adalah seorang yang infabilitas dalam hal iman dan moral. Kita tahu bahwa Indonesia merdeka tahun 1945 dan tahun 1947, Takhta Suci (baca: Vatikan) mengakui kemerdekaan Indonesia. Lalu mengirimkan seorang utusan dan ditempatkan di Jakarta. Kata Paus Pius XII yang memutuskan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia kala itu bahwa Indonesia adalah "sahabat perdamaian sejati." Karena itu, perlu mendapat dukungan dan dorongan saat dalam perjuangan berat setelah merdeka. "Amicus certus in re, incerta cernitur", sahabat sejati dikenal di saat-saat sulit, kata Cicero.

Kunjungan Paus Fransikus ke Indonesia saat ini mengusung motto: Faith, Fraternity, Compassion, iman, persaudaraan, bela rasa. Kunjungan kepausan ini dalam sejarah Indonesia merupakan kunjungan kedua setelah Paus Yohanes Paulus II . Kunjungan pertama mendiang Sri Paus Yohanes Paulus II disambut dengan antusias tidak hanya umat Katolik tetapi juga pemerintah Indonesia. Lautan manusia memadati stadion GBK mengikuti Perayaan Ekaristi atau Misa yang dipersembahkan oleh Sri Paus. Dan hal yang sama juga akan terjadi pada kunjungan Paus Fransiskus ini. Setiap provinsi akan mengutus perwakilan masing-masing dengan biaya mandiri ke Jakarta mengikuti Misa yang akan dipersembahkan oleh Paus Fansiskus.

 Kunjungan apostolik Paus adalah perjalanan resmi yang dilakukan oleh Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk memperkuat iman umat Katolik, bertemu dengan para pemimpin gereja setempat, berdoa bersama umat, dan menyampaikan pesan-pesan moral, sosial, dan spiritual.

Beberapa hal pokok dari kunjungan apostolik Paus meliputi, pertama, membuat Misa atau Perayaan Ekaristi. Yang dihadiri oleh oleh ribuan umat. Misa ini menjadi momen penting bagi umat Katolik di daerah yang dikunjungi. Pertemuan dengan Pemimpin Gereja. Paus akan bertemu dengan para uskup, imam, dan tokoh-tokoh Gereja lokal untuk mendiskusikan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Gereja di wilayah tersebut.

Kedua, Dialog Antaragama. Dalam beberapa kunjungan, Paus bertemu dengan pemimpin agama lain untuk mempromosikan dialog antaragama dan kerja sama demi perdamaian dan keadilan. Ketiga, Pertemuan dengan Pemimpin Negara. Kunjungan apostolik sering kali mencakup pertemuan dengan presiden, perdana menteri, atau pemimpin politik lainnya untuk membahas isu-isu sosial, politik, dan kemanusiaan.

Keempat, Kunjungan ke Situs Penting. Paus biasanya mengunjungi situs-situs bersejarah atau tempat-tempat penting bagi umat Katolik, seperti katedral, basilika, atau tempat ziarah. Kelima, Pesan Moral dan Sosial. Dalam setiap kunjungan, Paus menyampaikan pidato atau homili yang berisi pesan moral, sosial, dan spiritual. Ini sering kali mencakup ajakan untuk memperkuat iman, mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan.

Kunjungan apostolik ini memiliki dampak besar, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat luas, karena sering kali membawa perhatian global terhadap isu-isu penting yang dibahas oleh Paus.

Paus Fransiskus dijadwalkan untuk mengunjungi Indonesia sebagai bagian dari perjalanan apostoliknya pada tanggal 3 hingga 6 September. Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan Paus ke empat negara di Asia dan Oseania. Selama kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus akan melakukan beberapa kegiatan penting, termasuk pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada 4 September dan Misa di Stadion Gelora Bung Karno pada 5 September. Beliau juga dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, serta berinteraksi dengan berbagai komunitas di Jakarta. Setelah kunjungannya ke Indonesia, Paus akan melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura sebelum kembali ke Roma pada 13 September 2024. Selamat datang Bapa Suci di Indonesia, mohon berkat bagi masyarakat Indonesia.


Opini LAINNYA

Sugesti Maulid (2)

Sumpah Pemuda: Jiwa Muda Untuk Indonesia Emas

Proyek Generasi

Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan

Doa

Pasya Gorontalo : dalam perspektif Islam!