Di balik setiap orang yang hari ini mampu membaca, menulis, mengajar, memimpin, dan bermimpi, selalu ada satu sosok yang jarang meminta tepuk tangan, Mereka adalah pelita yang tidak pernah membicarakan cahayanya sendiri, tetapi terus menyinari jalan orang lain agar tidak tersesat di kegelapan, mereka itu ialah guru
Hari ini, ketika kita berhenti sejenak untuk mengenang perjalanan hidup, kita menyadari bahwa tidak ada satu pun capaian yang lepas dari sentuhan seorang guru. Mereka yang dengan sabar mengulang penjelasan meski kita mengerutkan dahi. Mereka yang memuji ketika kita hampir menyerah. Dan mereka yang diam-diam berdoa agar kita menjadi manusia yang berguna, meski doa itu tidak pernah kita dengar.
Ketika kita menyelami Surah Al-Mujādilah ayat 11, kita menemukan pesan Ilahi yang sangat dalam dan relevan dengan pendidikan.
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Ayat ini bukan hanya sekadar janji, tetapi sebuah pengakuan langit terhadap kemuliaan ilmu dan secara tidak langsung, terhadap kemuliaan para guru sebagai penjaga, penyalur, dan penyubur ilmu. Jika orang yang berilmu dimuliakan, maka mereka yang mengajarkan ilmu adalah pilar-pilar yang menegakkan kemuliaan itu.
Di Hari Guru, ayat ini mengingatkan kita bahwa profesi guru bukan hanya pekerjaan, melainkan ibadah yang derajatnya diangkat oleh Allah. Setiap huruf yang diajarkan, setiap penjelasan yang diulang meski murid belum paham, setiap doa yang dipanjatkan diam-diam untuk keberhasilan murid—semuanya dicatat sebagai amal mulia yang meninggikan derajat.
Al-Mujādilah ayat 11 juga mengajarkan bahwa ilmu bukan sekadar pengetahuan akademik. Ilmu adalah cahaya yang menuntun manusia menjadi lebih bijaksana, beradab, dan bertanggung jawab. Dan guru adalah lentera yang menjaga agar cahaya itu terus menyala dari generasi ke generasi. Tanpa guru, ayat ini tidak akan menemukan wujudnya dalam kehidupan nyata
Guru bukan hanya mereka yang berdiri di depan kelas. Guru adalah setiap pribadi yang memperluas wawasan, menanamkan nilai, dan menyalakan keberanian. Kadang mereka hadir sebagai orang tua, sebagai sahabat, sebagai pasangan hidup, bahkan sebagai anak kecil yang mengingatkan kita tentang kejujuran.
Di Hari Guru ini, kita belajar bahwa ilmu bukan sekadar kumpulan pengetahuan. Ilmu adalah warisan abadi yang mengalir dari hati yang tulus. Setiap huruf yang mereka ajarkan adalah jejak kasih. Setiap teguran adalah bentuk kepedulian. Setiap doa yang mereka bisikkan adalah bekal panjang dalam hidup kita.
Mungkin kita tidak pernah sempat mengucapkan terima kasih. Mungkin juga kita baru menyadari betapa berharganya mereka ketika telah jauh dari bangku sekolah. Namun percayalah kebaikan seorang guru tidak pernah menuntut balasan, tetapi selalu berharap agar kita menjadi manusia yang lebih baik daripada kemarin.
Maka hari ini, mari kita berhenti sejenak. Menundukkan hati. Mengirimkan doa bagi guru-guru kita yang masih berjuang, dan bagi yang telah berpulang. Semoga Allah melapangkan hidup mereka, menguatkan langkah mereka, dan melipatgandakan pahala setiap huruf yang pernah mereka tanamkan.
Karena pada akhirnya, dunia ini terus berubah, teknologi berkembang, zaman berganti. Namun ada satu hal yang tidak berubah, yaitu kita akan selalu menjadi murid bagi seorang guru.
Selamat Hari Guru.
Untuk semua cahaya yang tak pernah padam.
Opini
Cahaya yang Tak Pernah Padam, Sebuah Renungan di Hari Guru
- Selasa, 25 November 2025 | 09:32 WIB