Pembimas Buddha Pimpin Apel Pagi, Tekankan Makna Kerja Sebagai Ibadah

Pembimas Buddha TS. Haryanto

Mamuju (Humas Kanwil) – Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, TS. Haryanto, memimpin apel pagi yang dilaksanakan di halaman Kantor Wilayah Kemenag Sulbar. (Senin, 05/05/2025)

Dalam arahannya, TS. Haryanto mengatakan Surat Keputusan program Gembira (Gerakan Munajat Bersama untuk Kinerja) sudah terbit dan dimulai, yang diharapkan semua bisa melaksanakan. Bagaimanapun juga di Kementerian Agama ini bekerja sebagai tim, tidak bisa bekerja sendirian.

"Apel pagi adalah awal dari pelaksanaan Program GEMBIRA, yang kita harapkan dapat dilaksanakan secara konsisten. Kita ini tim kerja di Kementerian Agama, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pola pelaksanaan GEMBIRA telah ditetapkan apel pagi dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis, yang disertai dengan pencatatan kehadiran di tempat ibadah masing-masing.

Dalam amanatnya, TS. Haryanto menyampaikan pesan inspiratif mengenai makna kerja sebagai ibadah. Menurutnya, jika seluruh tugas dilandasi dengan niat ibadah, maka kinerja yang dihasilkan akan bermakna dan bernilai spiritual.

"Mari kita renungkan, ketika kita sadar bahwa setiap tanggung jawab adalah bagian dari ibadah, maka kita akan menjalankannya dengan niat yang lurus dan sepenuh hati. Kata kuncinya adalah kerja adalah ibadah," ujarnya.

Ia mengajak seluruh ASN dan pegawai Kemenag Sulbar untuk terus mengedepankan iman dan takwa sebagai landasan moral, profesionalisme sebagai standar kerja, dan integritas sebagai kunci kepercayaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Iman dan taqwa menjadi landasan moral kita yang membimbing kita agar selalu bekerja dengan niat baik, jujur, dan menjauhi segala bentuk penyimpangan. Profesionalisme menuntut kita untuk bekerja sesuai standar dan kompetensi. Jangan puas dengan sekadar selesai tapi pastikan pekerjaan kita tepat, tuntas, dan bermanfaat," ajaknya.

Lebih lanjut, ia menuturkan, "integritas adalah kunci kepercayaan. Tanpa integritas, sebesar apa pun kinerja kita akan kehilangan makna. Jadikan kejujuran sebagai budaya, bukan beban," tuturnya.

Sebelum menutup amantnya, ia mengajak semua pegawai untuk memulai hari ini dengan semangat yang baru dan dengan keyakinan bahwa setiap langkah kita di kantor ini bernilai ibadah, jika diniatkan untuk kebaikan dan dijalankan dengan tanggung jawab.


Wilayah LAINNYA