Mamuju (Humas) - Puja Bakti atau kebaktian merupakan bentuk pelaksanaan ajaran Buddha sekaligus sebuah penghormatan kepada Buddha. Puja bakti juga wujud keyakinan (saddha) terhadap Buddha untuk memberi kekuatan dan mendorong terwujudnya perbuatan bajik.
Seperti yang dilaksanakan umat Buddha di Mamuju, Kamis (16/02). Mereka melakukan Puja Bakti di Vihara Bukit Naga Mamuju.
Dalam ceramahnya, Bhikkhu Guttadhammo menjelaskan menjadi umat buddha berarti belajar merubah cara berpikir. "Kita belajar agama Buddha untuk merubah cara berpikir, dari cara berpikir yang tidak baik menjadi baik," terangnya.
"Karena umumnya kita masih memiliki cara pandang yang keliru, atau menyerong. Pikiran ini membuat kita tidak sampai di tujuan, cara mengatasinya dengan belajar. Belajar dharma hendaknya dipraktekkan untuk mendapatkan manfaat, tujuannya adalah untuk kebahagiaan lahir dan bathin" jelasnya lebih lanjut.
Salah satunya dengan melakukan puja bakti. Melakukan puja bakti hendaknya bukanlah semata mata ritual sebagai rutinitas belaka, melainkan puja bakti dapat sebagai sarana meningkatkan spiritual seseorang sehingga seseorang memiliki batin yang tenang, seimbang, harmoni dan bahagia.
Puja bakti sebagai sarana untuk meningkatkan kehidupan pribadi dengan kondisi batin yang lebih baik sehingga dapat hidup rukun dalam bermasyarakat.
Puja bakti yang dilakukan dengan pemahamam yang benar akan memberikan manfaat, seperti :
• Meningkatkan dan memperkuat Saddhā (keyakinan);
• Seseorang akan pandangan benar dengan membaca paritta, karena di dalam paritta mengandung kata-kata kebenaran, ajaran Sang Buddha;
• Menghindari perbuatan tidak bajik dengan menjalankan Pancasila Buddhis, sehingga menjauhkan seseorang dari akibat karma buruk;
• Mengembangkan konsentrasi dan perhatian penuh ketika melakukan meditasi bersama;
• Menambah pengetahuan dhamma, pandangan benar dan juga kebijaksanaan ketika mendengarkan ceramah Dhamma.
Oleh karenanya Bhikkhu mengajak umat agar datang mengikuti puja bakti karena ada keyakinan dan semangat.
Ikut dalam puja bakti, Bhikkhu Guttadhammo (Dhammadesana/penceramah) Mahathera, Bhikkhu Silayatano, Bhikkhu Indasilo, Bhikkhu Dhirasarano, Ketua Vihara Bukit Naga Charlie Wijaya dan Pembimas Buddha TS. Haryanto.