Kendari (Kemenag) — Kepala Subdirektorat Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an, Rizal Ahmad Rangkuti, menegaskan bahwa pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kendari bukan hanya ajang perlombaan, tetapi momentum untuk menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan.
“Kita ingin STQH tidak hanya menjadi event keagamaan, tetapi juga ruang refleksi dan praktik nilai-nilai Al-Qur’an yang menghadirkan sikap dan perilaku yang lebih baik, terutama dalam menjaga kerukunan dan pelestarian alam,” ujar Rizal di Kendari, Rabu (15/10/25).
Hal tersebut disampaikan Rizal dalam Dialog Media bertema “Cahaya Al-Qur’an di Timur Nusantara: Harmoni Iman, Alam, Budaya”, yang diadakan oleh Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kemenag, dalam rangka kegiatan STQH Nasional di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Rizal menjelaskan, tema besar STQH 2025 sejalan delapan program prioritas (astaprotas) Kementerian Agama. Dua di antaranya menjadi dasar pengusungan tema kali ini, yaitu penguatan kerukunan umat beragama dan cinta lingkungan.
“Tema ini kami ambil agar nilai-nilai Al-Qur’an tentang kerukunan dan kepedulian terhadap alam tidak hanya dibicarakan, tetapi juga dihidupkan melalui berbagai kegiatan nyata selama STQH berlangsung,” jelasnya.
Acara Dialog Media ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Tenggara, Muhammad Saleh, dan dihadiri oleh beberapa narasumber lainnya seperti Muchlis M. Hanafi (Ketua Dewan Hakim STQH Nasional ke-XXVII Tahun 2025), Danial (Akademisi IAIN Kendari), dan menghadirkan audiens dari berbagai media lokal dan nasional.
Dalam penjelasannya, Rizal menyampaikan bahwa tema tersebut diimplementasikan dalam seluruh rangkaian kegiatan STQH Nasional 2025, seperti pawai taaruf, yang akan menampilkan keindahan budaya dari 35 provinsi sebagai simbol keberagaman yang harmonis. Lalu pada upacara pembukaan menampilkan kolaborasi lintas agama dalam paduan suara dan tari sebagai ekspresi kebersamaan, dan kegiatan lainnya.
“Rangkaian kegiatan dalam STQH ini adalah implementasi penerapan budaya dan Al-Quran untuk menciptakan satu harmoni, menjadi ikhtiar bersama menghadirkan keberagaman yang komprehensif dalam kehidupan beragama”, tambahnya.
Menurut Rizal, STQH juga menjadi ajang pertemuan budaya dari berbagai daerah, di mana seluruh kafilah dari 35 provinsi hadir membawa identitas daerah masing-masing dalam semangat harmoni.
Diakhir sambutannya, Rizal berharap bahwa dengan diadakannya STQH ini, dapat menyampaikan nilai-nilai Al-Quran kepada kehidupan beragama di Indonesia, “Semoga dengan adanya STQH ini, Al-Qur’an dan Hadits dapat memberikan legitimasi yang kuat bagi kehidupan beragama di Indonesia” harapnya.