Sapa Ramadhan (5) : Nafahat Yang Ditebarkan

H. M. Sahlan - Katim Penais dan SI Bidang Bimais Kanwil Kemenag Sulbar.

"Berikanlah sambutan terhadap nafahat (embusan-embusan rahmat) Tuhanmu. Sesungguhnya Allah mempunyai embusan-embusan dari rahmat-Nya yang dijatuhkan kepada orang yang dikehendaki dari para hamba-Nya. Barang siapa kejatuhan nafahat itu maka dia akan mendapatkan kebahagiaan (keberuntungan) yang tiada kesengsaraan setelah itu selamanya." (HR. Thabrani)

Seorang petani telah bekerja keras menggarap sawahnya, membersihkan sawahnya dari rumput-rumput dan menabur bibit-bibit di dalamnya. Apakah kerja keras ini bisa efektif dan optimal, ketika bersama dengan itu tidak ada siraman hujan dari langit? Seorang pengail. Dia sudah menyiapkan kail dan umpan usaha keras ini seperti halnya petani, tidak akan efektif dan optimal manakala rezeki dari langit berupa ikan tidak tampak.

Hujan dan rezeki dari langit dalam dua ilustrasi ini merupakan ibarat dari perlunya melengkapi usaha dengan meraih embusan rahmat dari Allah SWT. Barangsiapa dapat meraih nafahat ini, dia akan mendapatkan kebahagiaan (keberuntungan).
Seorang petani telah bekerja keras menggarap sawahnya, membersihkan sawahnya dari rumput-rumput dan menabur bibit-bibit di dalamnya. Apakah kerja keras ini bisa efektif dan optimal, ketika bersama dengan itu tidak ada siraman hujan dari langit?. Seorang pengail, dia sudah menyiapkan kail dan umpan usaha keras ini seperti halnya petani, tidak akan efektif dan optimal manakala rezeki dari langit berupa ikan tidak tampak.

Hujan dan rezeki dari langit dalam dua ilustrasi ini merupakan ibarat dari perlunya melengkapi usaha dengan meraih embusan rahmat dari Allah SWT. Barangsiapa dapat meraih nafahat ini, dia akan mendapatkan kebahagiaan (keberuntungan). Yang tiada kesengsaraan setelah itu selamanya. Ahlil  hikmah mengatakan, "Kadang-kadang bekerja sebentar hasilnya banyak (karena embusan nafahat), tapi kadang-kadang bekerja lama sedang hasilnya sedikit".

Bulan Puasa adalah momentum di mana Allah SWT menurunkan nafahat didalamnya. Hanya tinggal apakah ada usaha menyambutnya atau membiarkan nafahat itu lewat begitu saja dengan penuh penyesalan. Di antara nafahat yang ditebarkan adalah berdoa didalamnya mudah diqabulkan yaitu malam lailatul qadar. Menurut imam Al-qurthubi, " dinamakan malam lailatul qadar karena pada malam itu Allah SWT menetapkan takdir, rezeki, hidup, mati dan lainnya yang berlaku sepanjang tahun dialam ini. Dinamakan lailatul qadar karena malam itu begitu mulia dan agung disebabkan dilipatkannya pahala amal kebaikan.

Pada malam ini, para malaikat yang dipimpin oleh malaikat Jibril, turun ke bumi secara berbondong-bondong untuk menyebarkan keamanan dan keselamatan. Pada Lailatul qadar inilah dahulu Malaikat mengiringi parade di turunkannya kitab suci alquran secara global dari lauh mahfudz ke baitul izzah di langit dunia. Namun, Lailatul qadar yang satu ini tidak akan berulang lagi. Akan tetapi para malaikat itu tetap turun memberikan ketentraman kepada kaum muslimin. Keistimewaan dari embusan rahmat yang terdapat pada lailatul qadar seperti disebutkan diatas adalah beramal kebaikan, bila diterima, nilainya sama dengan beramal kebaikan selama seribu bulan atau kurang lebih 83 tahun lebih empat bulan.

Menurut Syekh Mutawalli Assya'rawi angka seribu tidak berarti menunjukkan jumlah matematis secara mutlak. Akan tetapi angka seribu dalam surat al qadar bersifat lambang, atau angka yang tidak terbatas. Dalam memahami angka seribu ini menjelaskan bahwa tingkat intelektual manusia pada saat alquran diturunkan hanya mampu melakukan hitungan perkalian dengan angka seribu. Sebagaimana di zaman modern ini, intelektual manusia baru mampu melakukan hitungan perkalian dengan angka bilyun.

Lailatul qadar merupakan keistimewaan yang khusus diberikan kepada umat muhammad SAW. Ceritanya Rasulullah memikirkan betapa pendek umur umatku dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu yang memberi kesempatan mereka leluasa beribadah didalamnya. Lalu diturunkanlah lailatul qadar. Mengenai kapan diturunkannya, kiranya hanya Allah SWT yang tahu. Gaib, rahasia dan penuh misteri bagi kalangan manusia. Hanya saja ada beberapa petunjuk dan alamat kapan diturunkannya, seperti pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya di malam-malam ganjil yang siangnya cerah, hawa terasa sejuk dan sebagainya. Akan tetapi soal kepastianya Wallahu a'lam.


Opini LAINNYA