Bulan suci Ramadhan hadir setiap tahun sebagai anugerah istimewa bagi umat Muslim. Dalam bulan ini, Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda atas setiap ibadah yang dilakukan. Oleh karena itu, kesempatan berharga ini seharusnya tidak disia-siakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Ramadhan adalah momen yang penuh berkah, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan dan setiap doa lebih mudah dikabulkan.
Selain sebagai bulan ibadah, Ramadhan juga merupakan jamuan istimewa dari Tuhan bagi hamba-Nya. Setelah sebelas bulan bergelut dengan hiruk-pikuk duniawi, Tuhan memberikan kesempatan pada hamba-Nya untuk kembali mendekat kepada-Nya dan memperbaiki hubungan spiritualnya, tujuannya agar seorang hamba bisa melatih diri melepaskan jiwa dari kemelekatan pada dunia.
Sering kali, seorang hamba merasa terbebani oleh kehidupan yang berat, mungkin karena jiwa telah melekat kuat pada hal-hal yang bersifat material, hingga lupa untuk meruhani. Keinginan akan harta, jabatan atau pencapaian duniawi seringkali membuat jiwa gelisah, di saat kehilangan sesuatu yang dianggap sangat berharga jiwa mulai terguncang karena kemelakatan yang berlebihan pada dunia.
Ramadhan hadir, mengajak orang-orang yang beriman untuk menyeimbangkan kembali kehidupan, membimbingnya untuk kembali lebih meruhani, melepas diri pada kemelekatan duniawi, mengutamakan yang esensial, hingga sampai pada kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari dunia materi, tetapi dari ketenangan jiwa yang telah terlepas dari kemelekatan duniawi.
Puasa dalam bulan Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi latihan spiritual untuk melepaskan diri dari kemelekatan terhadap dunia. Selama ini, mungkin kita terlalu terikat pada kenyamanan materi, kesenangan sesaat, dan nafsu yang tidak terkendali. Dengan berpuasa, kita belajar mengendalikan diri, megambil jarak agar jiwa bisa terlepas pada belenggu duniawi.
Dalam puasa kita menahan diri untuk tidak makan dan minum agar jiwa mendapatkan jamuan ruhani, seperti kata Maulana Rumi : "saat mulut ini tertutup, mulut lain akan terbuka, agar jiwa menelan rahasia-rahasia Ilahi, jika mulut tertutup untuk makan dan minum, akan datang cahaya dari langit makanan ruhania kita".
Dengan memahami makna mendalam dari Ramadhan, kita dapat menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ruhania, dengan memaksimalkan jamuan-jamuan ilahi yang telah disuguhkan di setiap tahun karena telah berpuasa menahan diri dari jamuan duniawi.