Pokjaluh Kemenag Se-Kab. Polman Lakukan Pengajian Rutin Bulanan

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Kemenag Se Kab. Polewali Mandar melakukan pengajian rutin, kali ini berlangsung di Mesjid Nurul Hidayah Camba-Camba Kec. Limboro, Senin 16/10/2023 Pukul 09.30 Wita s/d Selesai.

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Kemenag Se Kab. Polewali Mandar melakukan pengajian rutin sekali sebulan. Kali ini berlangsung di Mesjid Nurul Hidayah Camba-Camba Kec. Limboro, Senin 16/10/2023 Pukul 09.30 Wita s/d Selesai.

Bersama hadirnya pengurus Pokjaluh, JFU KUA, para Imam Mesjid dan sejumlah anggota Majelis Taklim setempat, Kiyai Bisri Kombo (Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nuhiyah Pambusuang Kec. Balanipa) mengulas tema tentang "Kebersihan Hati Sebagai Kunci Keselamatan hidup manusia".

Pemateri sekaligus Penyuluh senior Kemenag Polewali Mandar yang mengakhiri formalitas masa baktinya di tahun 2020 ini mengatakan bahwa manusia bisa saja memperoleh popularitas Duniawi lewat modal harta dan jabatan serta wajah rupawan yang dimilikinya. Akan tetapi, ketika semua fasilitas yang bersifat sementara itu diolah tanpa kendali hati dan amal yang baik maka akibatnya pasti berujung bencana dan kemudharatan (muatan Hadits riwayat Muslim). Sebegitu pentingnya manusia memiliki hati yang baik demi capaian kemaslahatan dirinya sehingga pada Hadits lain Nabi juga mengingatkan :

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).

Di saat yang sama, posisi hati dalam diri manusia ibaratnya seperti lautan. Mereka yang konsisten dengan filosofi kedalaman dan makna keluasannya akan memperoleh keyakinan dan kekuatan bathin yang kokoh. Dengan begitu, situasinya bagaikan keindahan taman tempat tumbuhnya prasangka-prasangka yang baik, cinta damai dan santun pada siapapun. Sebaliknya, hati yang kotor akibat jeratan penyakit-penyakit bathin seperti iri, angkuh dan arogan akan mudah terjebak dalam arus fitnah serta hasutan kebencian. Jika kondisi hati berpenyakit seperti ini, bukankah akan mengancam reputasi kemanusiaan bahkan menghalangi makrifat penghambaan kepada Tuhan ?.

Maka kaitan inilah kemudian yang menyebabkan diantara pesan leluhur Kemandaran (muatan kearifan lokal) pun menekankan :

"Dao pattokko alawe di lalanna alawemu apa' iyya ammesanna Puang andiani mala dipipisarue"
(Jangan membangun ego keangkuhan didalam dirimu sebab ke-Esa-an Tuhan pantang untuk disekutukan).

Semoga deskripsi syi'ar terkait kegiatan yang diinisiasi oleh Pokjaluh Kemenag Polewali Mandar ini menjadi renungan berharga bagi pemberdayaan beragama ke masa depan. Hal ini tentu saja sejalan ketika muatan QS. Asy-Syuara': 88-89 melegitimasi keselamatan mereka yang menghadap Allah (saat ajalnya tiba) lewat jaminan "Hati Yang Bersih".

Ushikum wanafsi bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Opini LAINNYA