Menurut ilmuwan, ketika seseorang membaca, saraf-saraf mata segera mengirim bentuk-bentuk tulisan yang dilihatnya seperti A, B dan lain-lain. Yang kemudian mengirimnya ke otak. Sebelum di tafsirkan dan di analisa, maka bentuk tulisan itu ada di kulit otak. Informasi itu melewati apa yang dinamai talamus ( merupakan jembatan antara tubuh dan otak ) lalu dengan cara yang sangat-sangat rumit dan canggih talumus menyalurkan informasi ini ke bagian-bagian lain di otak lain. Bila ada sesuatu yang sangat penting terjadi-katakanlah kebakaran-dimana perhatian beralih dari membaca kepada kebakaran itu, maka informasi yang hendak disampaikan itu tidak lagi di salurkan melalui talumus, tetapi langsung ke amigdala. Akibatnya sebelum yang bersangkutan memahami apa yang di bacanya, denyut jantungnya menjadi bertambah cepat dan keseimbangannya menjadi kacau. Sungguh luar biasa, mustahil hal-hal diatas itu dapat dilakukan oleh manusia jika ia bukan ciptaan dan atas pertolongan yang maha mengetahui lagi maka kuasa. Memang, mestinya kita menyadari wujud tuhan di balik apa yang kita baca, dan yang kita menyadari wujud tuhan di balik apa yang kita baca, dan yang kita lihat atau renungkan.
Mata yang diciptakan Allah untuk melihat, sehingga dapat mendeteksi cahaya lilin dari kejauhan sekitar satu setengah kilo meter, dan dapat melihat hingga sepuluh ribu warna, walau ia berkedip sekitar lima belas kali permenit. Subhanallah, maha suci dan maha agung Dia.
Bila kita buta dalam kegelapan. Saat cahaya masuk ke dalam mata, lensa akan memfokuskannya secara terbalik pada retina. Bayangan ini menstimulasi sel-sel peka cahaya lalu mengirim sinyal ke otak. Otak kemudian bekerja sedemikian rupa mengenal garis-garis yang berbeda-beda pada setiap huruf dan menterjemahkannya lalu memahaminya. Kemudian memgantar kita mengucapkan rangkaian huruf-huruf yang telah di kenalnya itu. Dia yang maha kuasa telah menciptakan otak kita memiliki dua belahan pokok dan fungsi yang berbeda. Belahan kiri menguasai kemampuan kita untuk mengungkapkan bahasa. Sedangkan otak belahan kanan lebih mampu memgkonstruksikan gambar geometris dan perspektif. Kita hanya bertugas belajar membaca dan otak yang diciptakan Allah itu akan bekerja secara otomatis.
Dahulu-lebih-lebih sebelum orang mengenal tulis baca-upaya membaca terbatas pada membaca alam, bukan aksara. Bahksn walau setelah manusia mengenal aksara, masih ada orang yang menilai kemahiran tulis baca sebagai aib. ( bersambung ).