Sumpah Pemuda

Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan

Ilham Sopu

Kemarin kita baru saja memperingati hari santri yang begitu meriah, santri bukan hanya simbol tetapi lebih dari pada simbol, sekalipun simbol itu penting tetapi kita tidak boleh berhenti pada simbol. Itulah yang dibuktikan oleh para santri kemarin dalam memperjuangkan kemerdekaan, para pejuang kemerdekaan adalah sebagian dari santri, KH Hasyim Asy'ari adalah seorang santri tulen yang berhasil memberikan fatwa resolusi jihad untuk memberikan semangat dalam mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia.

Tidak lama berselang kita memperingati hari santri, kita kembali memperingati hari sumpah pemuda 28 Oktober, pemuda dan santri dua hal yang sama dalam konteks agama dan sejarah kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks keagamaan, pemuda menempati posisi yang sangat penting. Dalam salah satu hadis yang sangat terkenal dikatakan bahwa dihari akhir nanti ada tujuh yang akan mendapat pertolongan atau naungan Tuhan yang tidak ada lagi pertolongan, yang tidak tertolonkan selain pertolonganNya, salah satunya adalah seorang pemuda yang konsisten beribadah kepada Tuhan. Perlindungan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan adalah seorang pemuda yang sangat sadar dengan arti kepemudaan, sebab dengan menyadari dirinya dimasa mudanya dan berusaha untuk mengisi dengan hal-hal yang positif terutama peningkatan karakter dan keilmuan, itulah pemuda yang menjadi harapan masa depan bangsa sekaligus juga akan mendapat perlindungan dari Tuhan di hari akhir kelak.

Bangsa Indonesia yang berhasil memproklamirkan kemerdekaan, adalah para pemuda yang sudah berjuang ditahun 1928, Soekarno dan teman-temannya ditahun itu adalah pemuda-pemuda yang masih sangat muda tapi punya semangat yang sangat luar untuk membebaskan Nusantara dalam cengkraman penjajahan dari bangsa Belanda. Para pemuda waktu itu, punya rasa nasionalisme yang sangat tinggi terhadap terbebasnya kolonialisme dari bumi Nusantara. Jasa-jasa mereka terhadap kemerdekaan Indonesia itu belum terbayarkan sampai hari ini.

Para pemuda waktu itu punya sifat atau karakter yang kuat pada kebenaran dan tepercaya atau sifat amanah, dipercaya oleh rakyat nusantara waktu itu untuk membebaskan dari cengkraman penjajahan yang sudah lama berada dalam bumi nusantara. Sifat yang dimiliki oleh para pemuda waktu itu, adalah suatu bentuk kekuatan yang dahsyat, karena pantang menyerah, dan punya rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bebasnya wilayah nusantara.

Sifat yang dimiliki oleh para pemuda waktu itu yaitu kuat dan terpercaya, sifat itu juga terekam dalam Al-Qur'an "Sesungguhnya orang yang baik engkau tugaskan adalah yang kuat lagi tepercaya" (QS.28.26). Inilah adalah ucapan putri Nabi Syu'aib yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Yang dimaksud dengan ayat ini adalah ketika Musa yang pada waktu itu belum menjadi Nabi, berhasil membantu dalam mengambilkan air di sumur untuk kedua putri Nabi Syu'aib, dan di mata putri Nabi Syu'aib, Musa punya kekuatan dan sifat percaya yang tinggi, sehingga kedua putri Nabi Syu'aib dikawini oleh Musa, karena Musa yang masih muda waktu itu punya sifat kekuatan yang besar dan punya tingkat kepercayaan yang tinggi.

Begitupun ketika Nabi Yusuf akan diangkat sebagai menteri logistik kerajaan Mesir oleh raja Mesir itu tidak terlepas dari kekuatan dan tepercaya yang dimiliki Nabi Yusuf, dalam Al-Qur'an ditegaskan "Sesungguhnya engkau menurut penilaian kami adalah seorang yang kuat lagi tepercaya (QS.12.54). Dalam sejarah pengumpulan Al-Qur'an, Khalifah Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai ketua panitia,  karena Zaid adalah seorang pemuda yang memilki sifat yang kuat dan punya semangat yang tinggi. Dan Zaid bin Tsabit juga yang dipercaya Rasul sebagai penulis Wahyu. Sebaliknya juga,  Rasul tidak memberikan amanah kepada para sahabatnya jika sahabatnya dianggap lemah. Rasul pernah menasehati sahabatnya Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, aku melihat engkau lemah. Aku suka untukmu, apa yang aku suka untuk diriku. Karena itu, jangan memimpin (walau) dua orang dan jangan pula menjadi wali bagi harta anak yatim." Karena itu jangan menyerahkan kepemimpinan kepada orang dianggap lemah, karena kepemimpinan itu adalah amanat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Menurut Prof Quraish Shihab, dalam salah satu bukunya, Bahwa menghimpun kedua sifat itu dalam diri seseorang secara sempurna adalah hal yang tidak mudah, tetapi kalaupun harus memilih maka pilihlah yang sedikit kekurangannya, dan lakukan pilihan setelah upaya bersungguh-sungguh untuk mendapatkan yang terbaik. Ketika Imam Ahmad bin Hanbal ditanya tentang dua orang yang dicalonkan untuk memimpin pasukan, yang pertama kuat tapi bergelimang dalam dosa dan yang kedua baik keberagamaannya namun lemah, beliau menjawab, orang pertama, dosanya dipikulnya sendiri, sedangkan kekuatannya mendukung kekuatan umat, dan orang kedua keberagamaannya untuk dirinya, sedangkan kelemahannya menjadi petaka bagi yang dipimpin.

Dengan membaca berbagai sejarah keagamaan dan literatur, maka pemuda hari ini, haruslah punya kekuatan dan tepercaya atau amanah yang tinggi, sebagaimana yang dimiliki oleh pemuda Musa dan Nabi Yusuf. Dua kekuatan inilah yang dapat mengubah eksistensi bangsa kedepan, sebagaimana juga yang pernah diperjuangkan para pemuda di Nusantara ini, sehingga dapat merebut dan mempertahankan kemerdekaan di republik ini, oleh sebab itu jadilah pemuda yang kuat hari ini, niscaya akan menjadi pemimpin masa depan yang sukses.

(Bumi Pambusuang, 28 Oktober 2024)


Opini LAINNYA

Sumpah Pemuda: Jiwa Muda Untuk Indonesia Emas

Proyek Generasi

Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan

Doa

Pasya Gorontalo : dalam perspektif Islam!

Sugesti Singkat Maulid (1)