Mamuju — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat melalui Pembimas Kristen, Ayyub, M.Pd.K,menghadiri sekaligus mewakili Kepala Kantor Wilayah dalam Rapat Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Sulawesi Barat tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung penuh kekeluargaan dan semangat pelayanan di Gedung GBI Puncak Mamuju, serta dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Barat, Ketua Umum MPH PGIW Sulbar, Kapolda Sulbar/mewakili, serta pimpinan/perwakilan dari 10 sinode yang tergabung dalam PGIW Sulbar.
Dalam sambutannya, Ayyub menegaskan pentingnya kolaborasi antara gereja dan pemerintah. “Gereja dan pemerintah adalah entitas yang sama-sama memiliki peran besar dalam membangun masyarakat. Negara kita memang bukan negara agama, tetapi merupakan negara yang religius. Artinya, agama sangat dihormati dan dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,”ujarnya.
Ia juga menguraikan arah kebijakan Kementerian Agama RI melalui Asta Prioritas. “Kemenag terus mendorong kerukunan dan cinta kemanusiaan melalui dialog lintas iman dan literasi keagamaan. Kita juga memperkuat ekoteologi sebagai bentuk kecintaan pada lingkungan, sekaligus mempersiapkan generasi mendatang yang peduli alam,”jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak untuk memaksimalkan fungsi rumah ibadah. “Rumah ibadah bukan hanya ruang ritual. Gedung semegah ini jika digunakan untuk ibadah mingguan-tentu masih memiliki banyak peluang untuk dioptimalkan bagi pelayanan dan aksi kepedulian sosial. Mari kita isi dengan kegiatan yang membawa manfaat bagi umat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum PGIW Sulbar, Pdt. Marthinus Z. Palebangi, menekankan pentingnya sidang MPL dalam menyusun rencana pelayanan tahunan.
“Sidang ini adalah momentum kita merumuskan program PGIW Sulawesi Barat untuk tahun 2025–2026. Terima kasih kepada seluruh pihak—pemerintah, sinode, dan panitia—yang telah bekerja bersama sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik,”ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur Sulawesi Barat, Dr. Suhardi Duka dalam sambutannya juga mengangkat nilai-nilai kebangsaan dan toleransi.
“Indonesia adalah tanah yang melahirkan manusia-manusia hebat karena nilai agama tertanam kuat dalam kehidupan masyarakat. Ritual adalah wilayah masing-masing umat, tetapi pada aspek sosial, kita harus saling memahami dan menjaga harmoni,” tuturnya.
Ia kemudian menambahkan keteladanan tokoh bangsa. “Kita belajar dari Gus Dur, pahlawan kemanusiaan yang begitu menjunjung toleransi. Semua agama mengajarkan kebaikan—kepedulian, saling menolong, dan hidup rukun,”ujarnya.
Di akhir sambutan, Ayub kembali menyampaikan harapan untuk kelancaran sidang MPL. “Semoga rapat ini berjalan sukses, membawa berkat bagi gereja, masyarakat, bangsa, dan negara,”pungkasnya.
Kehadiran dan kegiatan MPL PGIW Sulbar ini menjadi sarana memperkuat sinergi lintas gereja dan kerja sama dengan pemerintah dalam mewujudkan kehidupan umat yang rukun, sejahtera, dan penuh kasih.
Wilayah
Sidang MPL PGIW Sulbar 2025, Pembimas Kristen Tekankan Asta Prioritas dan Kerukunan
- Jumat, 14 November 2025 | 11:34 WIB