Kemenag Dorong Kurikulum Cinta dan Ekoteologi di Madrasah sebagai Fondasi Karakter Pelajar

Kabid Pendidikan Madrasah, H. Misbahuddin

Polewali Mandar — Kementerian Agama terus memperkuat transformasi pendidikan agama melalui inisiatif Kurikulum Cinta yang dikembangkan Ditjen Pendidikan Islam. Dalam Seminar Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi di Polewali Mandar, 4 Oktober 2025, Kabid Madrasah Kanwil Kemenag Sulbar, Misbahuddin, menegaskan bahwa Kurikulum Cinta bukan konsep baru, melainkan nilai-nilai yang sejak lama hidup di madrasah dan kini perlu ditegaskan kembali dalam seluruh aktivitas pembelajaran.

Menurutnya, fenomena intoleransi, saling menyalahkan, hingga perilaku kasar antarpelajar masih dijumpai di berbagai satuan pendidikan. Banyak dari sikap itu muncul tanpa disadari sejak usia dini. Karena itu, Kementerian Agama menghadirkan Kurikulum Cinta sebagai pendekatan pendidikan yang menumbuhkan kasih kepada Allah, Rasul, sesama, lingkungan, bangsa, dan diri sendiri.

Misbahuddin menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta tidak akan menjadi mata pelajaran baru, melainkan diintegrasikan ke dalam pelajaran yang sudah ada. Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam telah menyiapkan buku panduan bagi para pendidik untuk menyisipkan nilai cinta, toleransi, dan spiritualitas ke dalam proses belajar mengajar.

Dalam seminar tersebut, ekoteologi juga menjadi topik penting sebagai turunan dari Kurikulum Cinta. Ia memaparkan, istilah “ekologi” berasal dari kata Yunani oikos (habitat atau kosmos) dan logos (ilmu), yang menggambarkan seluruh alam semesta dan makhluk hidup yang saling terhubung dalam satu ekosistem. Sementara teologi adalah ilmu tentang ketuhanan. Ekoteologi kemudian dipahami sebagai relasi agama dengan alam.

“Melalui kurikulum ini, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta lewat pendidikan, tetapi juga melalui kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan,” ungkap Misbahuddin. Ia berharap penerapan Kurikulum Cinta dan ekoteologi di madrasah dapat membentuk generasi yang berakhlak, toleran, dan sadar lingkungan sejak dini.


Wilayah LAINNYA