MAULID adalah seremoni suci yang mengajarkan keseimbangan cinta kepada Rasulullah SAW.
Antara keutamaan memperbanyak shalawat secara lisan dengan ikhtiyar yang ril untuk mensinergikannya dengan muatan segala macam perbuatan, di situlah esensi hikmahnya.
Karena itu, indikator kesuksesan bermaulid pun ada pada konsistensi diri dalam melakukan rehabilitas kesadaran menuju realitas kehidupan yang lebih baik (peningkatan mutu keberagamaan dari waktu ke waktu).
Tentu saja kemudian, kegagalan memposisikan diri sebagai "rahmatan lil alamin" atau sentral kemaslahatan bagi kehidupan alam seisinya adalah cermin betapa masih berjaraknya kita dari nilai-nilai Muhammad.
Bukankah efektifitas Maulid diharapkan menjadi media positif dalam mengenal dan meneladani "Sang Penyebab" kehidupan ini diciptakan ???
Wallahu a'lam bisshawab.