Kenapa peristiwa hijrah menjadi awal dari penentuan kalender Islam, menarik untuk menjawab pertanyaan ini. Kenapa bukan peristiwa-peristiwa yang lain, seperti misalnya dalam kalender miladi atau masihi, diambil dari peristiwa kelahiran Nabi Isa as, atau peristiwa-peristiwa lainnya, misalnya peristiwa isra' dan mi'raj bukankah itu peristiwa yang besar dan punya nilai sejarah yang penting. Sangat menarik kenapa Khalifah Umar menetapkan dimulai dari peristiwa hijrah Nabi dari Makkah ke yastrib yang kelak diubah menjadi Madinah.
Khalifah Umar memang dikenal banyak membuat inovasi pada masa menjadi Khalifah, selain menetapkan kalender hijriah, beliau juga membuat baitulmal atau pusat bendahara negara, dan inovasi-inovasi lainnya. Kenapa Khalifah Umar memilih penetapan kalender Islam dari peristiwa hijrah?, sebab dalam pandangan Umar, hijrah adalah peristiwa yang membalikkan keseluruhan perjalanan perjuangan Nabi menegakkan kebenaran. Dalam pandangan Nurcholish Madjid hijrah adalah "turning point" perjuangan Rasulullah.
Bila di Makkah, selama 13 tahun, beliau menanamkan iman kepada Allah dan mendidik akhlak pribadi-pribadi para sahabat yang jumlahnya tidak banyak, Maka setelah hijrah ke Madinah langkah perjuangan Nabi meningkat yaitu membentuk masyarakat politik atau masyarakat Madani. Jadi salah satu makna hijrah adalah peningkatan kualitatif perjuangan bersama menciptakan masyarakat yang sebaik-baiknya.
Itulah yang mendasari kenapa peristiwa hijrah itu ditetapkan oleh Khalifah Umar sebagai penetapan kalender dalam Islam karena disitulah prestasi berhasil diciptakan oleh Nabi bersama dengan para sahabatnya, sebenarnya itu tidak lepas dari campur tangan Tuhan dalam peristiwa tersebut. Ada peristiwa-peristiwa dalam perjalanan hijrah yang masuk dalam kategori mu'jizat yang dialami Muhammad saw, misalnya ketika Nabi akan keluar dari rumahnya untuk berhijrah dan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib tempat tidurnya, Nabi berhasil keluar dan tidak terpantau oleh para kafir quraisy padahal mereka sudah memagar rumah Nabi, namun Nabi berhasil menembus pagar kafir quraisy.
Begitupun ketika Nabi dan Abu Bakar dalam pengejaran yang dilakukan oleh kafir quraisy, dan sempat bersembunyi didalam gua, dan sudah sangat dekat dengan jarak dengan kafir quraisy, namun para pengejar tidak dapat melihat Nabi dan Abu Bakar yang berada di dekatnya, dan Abu Bakar pada waktu itu sudah sangat khawatir bahwa mereka akan terbunuh, tapi Nabi memberikan nasehat yang mencerahkan kepada Abu Bakar supaya tenang karena yakin Tuhan akan memberikan bantuan kepada keduanya. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah merupakan nilai-nilai spiritual bahwa peristiwa hijrah bukanlah peristiwa biasa tapi peristiwa luar biasa, bahkan merupakan suatu mukjizat karena disitulah awal atau "turning point'" dari perjuangan Nabi bersama para sahabat.
Sebelum peristiwa hijrah ini berlangsung, Nabi mendapatkan dua peristiwa yang sangat berarti dalam diri Nabi, peristiwa pertama Nabi mengalami peristiwa duka karena ditinggalkan oleh dua orang yang sangat dekat dengan Nabi, yaitu istri Nabi St Khadijah dan paman Nabi Abu Thalib, dua orang yang sangat berarti dalam perjuangan Nabi, melindungi Nabi dalam berbagai intimidasi yang dilakukan kafir quraisy. Sehingga pada peristiwa tersebut dikenal dalam sejarah Islam sebagai tahun duka cita atau "ammul hazni". Guncangan yang terjadi dalam diri Nabi, membuat Nabi merasa sedih dengan kehilangan kedua pelindung yang sangat berharga bagi kehidupan dalam visi kenabian yang diemban dari Tuhannya.
Dengan peristiwa tersebut, Tuhan memanggil Nabinya dan diperjalankan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Tuhan, start dari Makkah menuju mesjid Aqsa di Palestina dan dilanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha, suatu perjalanan yang sangat mengasyikkan karena didampingi oleh malaikat Jibril, dan terjadi komunikasi yang intens selama dalam perjalanan antara Nabi dan malaikat Jibril. Suatu bentuk komunikasi banyak mengandung nilai-nilai yang sangat berharga bagi Nabi dan aset bagi Nabi dalam melanjutkan misi kenabian setelah dari perjalanan isra dan mi'raj. Hal yang sangat berharga bagi Nabi karena dipertemukan oleh seluruh Nabi mulai dari Adam sampai Nabi Isa as, dan Nabi sempat menjadi imam shalat dihadapan seluruh Nabi sekaligus bereuni dengan seluruh Nabi. Disinilah Nabi merasa terhibur dalam peristiwa tersebut, karena bertemu para Nabi dan bersilaturrahim dengan mereka dan sekaligus bertemu dengan Tuhan di Sidratul Muntaha.
Disinilah letak kebahagiaan yang sebenarnya ketika kita dapat bertemu dan bersilaturrahim sekaligus melakukan hubungan dengan Tuhan melalui shalat seperti yang dilakukan oleh Nabi dalam peristiwa isra dan mi'raj. Jadi peristiwa isra mi'raj adalah peristiwa untuk menghibur Nabi setelah ditinggalkan oleh orang dicintainya sekaligus diberikan oleh Tuhan atau bekal dari Tuhan yaitu untuk melaksanakan shalat lima waktu.
Setelah pulang dari perjalanan bersama Jibril, untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Tuhan, dan tidak lama setelah itu Nabi dan sahabatnya berhijrah ke Madinah. Jadi sebelum berhijrah ke Madinah, Tuhan sudah memberikan bekal yang cukup kepada Nabi, berbagai pengalaman perjalanan dalam peristiwa isra mi'raj tersebut. Dengan bekal pengalaman tersebut, Nabi berhasil membangun masyarakat yang ditempati hijrah menjadi masyarakat yang damai dan berkeadaban, masyarakat civil society atau masyarakat madani.
Jadi perjalanan hijrah yang dilakukan oleh Nabi adalah sejarah yang sangat penting dalam sejarah Islam, sebab peristiwa ini merupakan awal dari keberhasilan Nabi membangun masyarakat yang dicita-citakan oleh Nabi. Sehingga sangat tepatlah Khalifah Umar menetapkan kalender Islam sebagai awal dari kalender Islam.
(Bumi Pambusuang, 20 Juli 2024)