Retret adalah sebuah istilah yang akhir-akhir ini kita dengar dan baca di berbagai media. Term ini di satu sisi mungkin masih baru bagi kebanyakan orang tapi di sisi lain istilah ini sudah lumrah di kalangan umat Katolik. Karena sejatinya istilah retret ini sudah sejak awal telah dipraktekkan oleh umat Katolik hingga saat ini. Apa sesugguhnya substansi dari kata retret itu?
Kata retret sendiri berakar dari bahasa Latin, re-trahere, yang artinya "menyeret ke belakang" atau ”menarik kembali”. Cara menulis kata retret yang benar dalam bahasa Indonesia adalah RETRET dan cara baca yang benar: "re-tret". Maka, dapat dikatakan bahwa retret adalah sarana berefleksi, berdoa, atau bermeditasi. Dengan retret, kita berdiam diri, berkontemplasi, bahkan berdialog dengan Tuhan dan diri sendiri. Retret adalah wadah menjalin komunikasi yang intensif dengan Tuhan, di sana kita berjumpa dengan Tuhan. Dengan retret juga adalah suatu keinginan "to be alone with God", kesediaan untuk mendengarkan apa yang Tuhan ingin katakan kepada kita dan tentang kita, sekarang kini dan di sini (hiec et nunch).
Retret sebagai sebuah tradisi religius bertujuan untuk membina dan meningkatkan iman dalam diri setiap umat. Pada waktu retret inilah, peserta akan semakin menemukan dirinya/relasi internal, dengan Tuhan/vertikal, sesama dan alam semesta/horizontal. Selain retret, ada juga kegiatan rohani yang mirip dengan itu, yakni rekoleksi. Apa itu rekoleksi?
Rekoleksi adalah bentuk pembinaan iman yang diberikan kepada umat (peserta). Pada dasarnya, rekoleksi sama dengan retret, kecuali durasi penyelenggaraannya yang berbeda. Jika retret dilaksanakan dalam waktu dua hingga tiga hari, sementara rekoleksi dilakukan dalam waktu beberapa jam saja. Bahkan masih ada istilah tri-duum yang berarti tiga hari, masa persiapan khusus untuk sebuah kegiatan dengan fokus pada relasi dengan Sang Transenden.
Tradisi-tradisi religius ini sebenarnya telah dilakukan oleh Yesus beserta murid-murid-Nya. Cukup sering Yesus mengajak dan bersama murid-murid-Nya meninggalkan keramaian dengan tugas dan pelayanan mereka serta mengasingkan diri atau pergi ke tempat tersendiri dan sunyi. Di tempat inilah mereka berdoa, menyanyikan pujian-pujian, dan bercakap-cakap tentang hidup dan pelayanan mereka selanjutnya. Bukti kegiatan Yesus dengan para murid-Nya baik retret, rekoleksi, maupun tri-duum dapat dilihat dalam berbagai teks Kitab Suci, sebut saja dalam Mat 6:31; Mrk 3:7 dan 13; 4:1; 6:46-47; 9:2; dan 14:32.
Istilah retret saat ini mejadi popular di negeri ini karena digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk melabeli kegiatan pertemuan kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Isitilah ini sebelumnya juga pernah digunakan pada saat pertemuan Kabinet Merah Putih setelah pelantikan. Prabowo menyatakan bahwa kegiatan retret ini penting untuk membangun sinergi di antara para pejabat yang baru dilantik sehingga dapat bekerja dengan harmonis dan fokus pada kepentingan rakyat.
Kegiatan Presiden Prabowo ini tentu sangat bagus karena dapat mempertemukan para kepala daerah se-nusantara dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan. Para kepala daerah saling mengisi dengan banyak hal. Mereka pun diberikan berbagai masukan materi dan mental-spritual yang akan menjadi energi baru bagi kepemimpinannya. Harapan lain dari pertemuan ini adalah lahirnya sinergitas dan kolaborasi yang baik antara pemimpin di tingkat pusat dan daerah untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Semoga harapan ini sungguh mambawa perubahan yang signifikan di lapangan demi kepentingan umum/bonum commune kelak.
Dari retret ini kita dapat melihat bagaimana peserta antusias dalam mengikuti kegiatan demi kegiatan. Ada pemaparan materi, latihan baris berbaris, dan tentu ibadah untuk meningkatkan spritualitas para peserta. Meski demikian, ada beberapa dari mereka yang harus dirawat karena kelemahan fisik sehingga jatuh sakit. Syukurlah di lokasi tempat kegiatan dilengkapi sarana dan prasarana yang sangat memadai sehingga kendala yan ada bisa diatasi.
Namun, merujuk pada arti asli retret yang sebenarnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah itu tidak tepat karena jauh dari arti sebenarnya. Maknanya jauh sekali. Ada salah kaprah. Dengan melihat materi dan aneka kegiatan yang dilakukan para kepala daerah di Akmil Magelang, istilah yang mungkin lebih pas untuk kegiatan yang digagas oleh Presiden Prabowo ini adalah orientasi bagi kepala daerah.
Harapan dari kegiatan retret (baca: orientasi) ini adalah para kepala daerah dapat bekerja sama dengan lebih baik dan mengedepankan kepentingan rakyat yang lebih besar. Dan di atas segalanya itu, kita berharap agar mengedepankan faktor kemanusiaan dan spritualitas dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka dapat menyeimbangkan atara hidup profan dan hidup Ilahi. Proficiat untuk semua Kepala Daerah. Tuhan memberkati kita semua. Amin