Membicarakan tentang tokoh adalah hal yang sangat menarik, banyak perspektif yang menjadi pelajaran dalam mengulas tentang tokoh, khususnya para cendekiawan yang telah banyak memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemikiran terhadap peradaban umat. Indonesia banyak memiliki tokoh yang menginspirasi, karena banyak memiliki karya-karya intelektual yang punya manfaat terhadap perkembangan peradaban umat. Diantara cendekiawan itu diantaranya Nurcholish Madjid yang biasa disapa Cak Nur, KH Abdurrahman Wahid biasa disapa Gus Dur, Prof Syafi'i Ma'arif, Prof Quraish Shihab, Prof Dr Komarudin Hidayat, Dr Jalaluddin Rakhmat, dan sederet cendekiawan lainnya yang telah banyak menghasilkan karya-karya intelektual yang banyak dibaca atau konsumsi para generasi sesudah mereka.
Ada kebiasaan baik yang dipelopori oleh berbagai tokoh, bekerjasama dengan penerbit buku, untuk membukukan parah tokoh-tokoh yang punya kontribusi terhadap kemajuan peradaban di Indonesia, yang berasal dari berbagai latar belakang keahlian . Kebiasaan itu adalah penulisan biografi pemikiran sang tokoh setelah berusia 70 tahun. Sudah banyak buku yang terbit yang membincang sang tokoh pada usianya yang ke 70. Diantaranya adalah Prof Harun Nasution, Prof Munawir Sjadzali, Prof Syafi'i Ma'arif, Prof KH Ali Yafie, dan pemikir-pemikir atau cendekiawan-cendekiawan lainnya. Membincang tokoh-tokoh yang ditulis oleh berbagai penulis yang punya kapasitas keilmuan yang mumpuni dan sangat mengenal sang tokoh secara dekat.
Buku dalam bentuk biografi yang mengulas seorang tokoh kemudian ditulis oleh berbagai cendekiawan yang punya keilmuan dari berbagai perspektif. Disini kita akan mengenal sang tokoh secara holistik dari berbagai sudut pandang yang menjadi sorotan si penulis. Tokoh-tokoh yang diundang untuk menulis adalah para cendekiawan atau ulama yang banyak mengetahui tentang kontribusi sang tokoh dalam menghasilkan karya-karya intelektual yang akan diwariskan kepada generasi sesudahnya.
Sudah banyak buku-buku biografi dari para tokoh-tokoh yang telah ditulis secara berjamaah oleh para cendekiawan muslim,diantaranya 70 tahun Prof Harun nasution, Prof KH Ali Yafi, Prof Munawir Sjadzali, dan masih lagi tokoh-tokoh bangsa yang telah berjasa dalam memberikan pemikiran demi kemajuan bangsanya. Tradisi memperngati tokoh-tokoh bangsa dengan menulis perjalanan intelektual sang tokoh baik yang sudah meninggal maupun yang belum meninggal adalah tradisi yang sangat baik,karena akan memberikan suntikan semangat terhadap yang membaca perjalanan sang tokoh tersebut terutama generasi muda yang butuh perjalanan atau petunjuk dalam mengarungi perjalanan intelektual atau keilmuan kedepan.
Warisan para cendekiawan lewat pemikiran-pemikiran mereka yang sangat berharga untuk dikonsumsi, membaca pemikiran mereka itu sangat emergency untuk dikonsumsi, mengingat kondisi kebangsaan sekarang ini sangat dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang menyejukkan, dengan kondisi masifnya aliran-aliran pemikiran yang mencoba untuk mengkampanyekan aliran-aliran tekstual yang kaku. Pemikiran perlu dilawan dengan pemikiran, pemikiran-pemikiran yang telah ditelorkan para cendekiawan yang punya pemikiran yang moderat perlu disebarkan melalui tulisan-tulisan dimedia sosial sebagai wahana pembacaan diera modern sekarang ini.
Salah satu tokoh cendekiawan garda depan hari ini yang perlu di baca pemikirannya pasca Cak Nur, Buya Syafi'i, Gus Dur, Jalaluddin Rakhmat, Azyumardi Azra, Harun Nasution dan cendekiawan-cendekiawan lainnya yang sudah banyak meninggalkan keilmuan yaitu Komaruddin Hidayat, membaca karya-karya Prof Komar, panggilan akrab untuk Komaruddin Hidayat, seorang fakar filsafat Islam yang sangat produktif dalam menulis, dan banyak menerbitkan buku-buku tentang filsafat dan psikologi. Tulisan-tulisan Prof Komar, sangat mudah untuk dicerna dan analisanya sangat mendalam dan banyak menyentuh kehidupan keseharian dan punya argumentasi yang mendalam.
Ada satu hal sangat positif yang merupakan agenda rutin yang menjadi ciri khas dari Prof Komar, dalam hal memperingati ulang tahun, dia lebih tertarik dalam memperingati ulang tahunnya dengan membagikan keilmuan lewat tulisan, setiap ulang tahun Prof Komar, selalu menerbitkan buku baru yang merupakan pemikiran-pemikiran terbarunya. Di tahun kemarin, telah terbit buku tentang perjalanan intelektual Prof Komar, buku semacam ensiklopedia yang ditulis oleh beberapa tokoh atau cendekiawan yang merupakan teman-teman dekat dari Prof Komar, yang banyak mengetahui sepak terjang Prof Komar khususnya perjalanan intelektualnya sebagai tokoh pemikir Islam yang menjadikan rujukan pemikiran Islam pasca Cak Nur, Gus Dur, Buya Syafi'i dan tokoh-tokoh lainnya.
Kebiasaan Prof Komar, dalam setiap memperingati ulang tahunnya yaitu dengan menuangkan tulisan-tulisannya dalam bentuk buku, perlu dijadikan rujukan atau tradisi yang baik, bagi cendekiawan-cendekiawan lainnya, untuk aktif menuangkan gagasannya tulisannya dalam bentuk buku, banyak cendekiawan-cendekiawan yang muncul dibawah Prof Komar, yang aktif menulis di media sosial maupun di media cetak. Dan itu sangat bermanfaat untuk generasi muda, sebagai bekal dalam menghadapi dunia hari ini, yang semakin sedikit generasi muda yang tertarik dalam dunia literasi khususnya dalam bacaan-bacaan yang bermutu dalam rangka untuk menambah wawasan keislaman dan kebangsaan kedepan.
(Bumi Pambusuang, 16 Pebruari 2024)