Dari Sesaat Menuju Abadi, Oleh : Ilham Sopu

Dari Sesaat Menuju Abadi, Oleh : Ilham Sopu

Kehadiran ajaran agama untuk kemanusiaan adalah suatu keniscayaan. Ajaran agama sebagai kompas kehidupan bagi perjalanan sejarah kemanusiaan. Ajaran agama itu berasal dari Tuhan dan diperuntukkan untuk manusia. Para Nabi sebagai rujukan sentral bagi umatnya dalam menjalankan misi kemanusiaan, telah difasilitasi oleh Tuhan, perangkat-perangkat atau ajaran agama untuk kesuksesan misi yang diemban dari Tuhan-Nya. Semua Nabi sukses dalam menjalankan tugasnya karena telah difasilitasi oleh perangkat yang abadi yaitu agama. Tugas para Nabi itu sangat berat, tidak ada Nabi yang santai dan tidak punya misi kenabian yang telah dibebankan oleh Tuhan kepadanya. Itulah sebabnya, Tuhan memberikan perhatian khusus kepada para Nabi atau diberikan senjata khusus berupa mu'jizat.

Menjalani kehidupan di dunia ini, dibutuhkan suatu pegangan atau rujukan yang dapat membawa suatu keselamatan di dunia lebih-lebih di akhirat kelak. Contoh terbaik sudah dipraktekkan oleh Nabi, dan diwariskan kepada para sahabatnya dan umat-umat yang datang sesudahnya sampai umat hari ini. Nabi telah meninggalkan dua pusaka yang sangat ampuh dan tidak ketinggalan zaman dan tetap kondusif di zaman apapun, shalihun likulli zamanin wa makanin.

Kehidupan di dunia ini yang dijalani oleh manusia itu sifatnya sesaat, tidak lama dan itupun manusia tidak mengetahui dengan pasti umur yang akan digunakan di dunia ini. Umur dalam pandangan para ulama punya nilai kualitas kehidupan selama menjalani kehidupan ini. Dalam pandangan Prof Quraish Shihab, bahwa "umur" itu seakar dengan kata "makmur". Itulah sebabnya dalam satu riwayat, pernah seorang penguasa, bertanya kepada seorang kakek, berapa umur kakek, tanya sang penguasa. Sang kakek menjawab, umur saya 10 tahun, Tuan. Jangan main-main, Kek...sanggah sang penguasa. Iya betul, umur saya baru sepuluh tahun, karena sepuluh tahun terakhir ini saya manfaatkan untuk berbagai kebaikan, enam puluh tahun umur saya sebelumnya, banyak saya habiskan untuk hal-hal yang tidak baik.

Penjelasan dari Sang kakek, itu sangat tepat dengan makna kata umur, umur itu berkaitan dengan hal-hal positif, atau makmur dengan amal-amal saleh dalam menjalankan atau menghabiskan umurnya. Itulah sebabnya salah satu makna panjang umur adalah memanfaatkan umur untuk hal-hal yang positif, yang berkaitan dengan ibadah ritual maupun ibadah yang sifatnya sosial, berupa punya kontribusi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Pernah suatu saat sahabat bertanya kepada Nabi, tentang siapa manusia yang terbaik, kata Nabi, "Rubba umurin kalilatun amaaduhu, katsiratun amdaaduhu". Sering terjadi umur tidak panjang, tapi punya makna yang sangat besar. Ini bisa kita dapatkan dalam sejarah Islam atau sejarah ulama-ulama besar di dunia Islam, banyak yang tidak berusia panjang, namun punya kontribusi yang besar, dalam pengembangan intelektual yang begitu besar sampai hari ini.

Pemanfaatan umur yang begitu singkat, sangat banyak didukung oleh ajaran-ajaran agama, betapa banyak ajaran agama, yang bila dikerjakan dengan penuh keyakinan dan keikhlasan itu akan dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Misalnya dalam ibadah puasa, dikatakan dalam satu hadis "Siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan ihtisaban atau banyak melakukan koreksi diri tentang berbagai kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan pada waktu-waktu yang lalu, otomatis akan dihapus seluruh dosa-dosanya yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Tuhan begitu pemurah, maha Rahman dan maha Rahim terhadap hambanya, begitupun dengan rasul-Nya Muhammad saw,sangat sayang terhadap umatnya, sewaktu diakhir hayat Muhammad saw, kalimat terakhir yang dia ucapkan adalah umatnya. Ini adalah bentuk perhatian yang sangat besar Nabi kepada umatnya, kita umat Muhammad saw adalah umat paling beruntung, karena telah diwariskan kepada kita ajaran-ajaran yang begitu sempurna dan banyak memberikan kemudahan beserta bonus-bonus keistimewaan dalam waktu-waktu tertentu.

Di bulan ramadhan, ini adalah bulan yang syarat dengan berbagai keistimewaan, inilah adalah bulan paling istimewa untuk umat Muhammad diantara bulan-bulan lainnya. Banyak pesan-pesan keagamaan yang bisa kita petik dari bulan ini. Bulan ini banyak terkait dengan pencerdasan diri terhadap kualitas kemanusiaan, berupa kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Karena yang menjadi orientasi utama dari ibadah puasa adalah pencerdasan secara ruhani.

Salah satu yang paling menarik pesan yang dapat kita petik dari bulan ramadhan, disamping pesan-pesan yang begitu banyak yang dikandung dalam bulan ramadhan adalah, pesan penundaan kenikmatan jasmani yang sifatnya sesaat, demi untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih abadi. Penundaan kenikmatan jasmani adalah sesungguhnya kita tengah melakukan investasi jangka panjang atau investasi yang lebih agung dan sejati di hari depan. Menunda kenikmatan jasmani mulai dari terbit fajar sampai magrib, itu adalah waktu yang sangat singkat dan tidak memberatkan, demi untuk peristiwa yang lebih agung yaitu bertemu dengan Tuhan kelak di akhirat.

Gambaran singkatnya sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi, yaitu bagi orang yang berpuasa setidaknya dia akan mendapatkan dua kenikmatan, yakni kenikmatan ketika berbuka puasa dan kenikmatan ketika bertemu dengan Tuhannya.

(Bumi Pambusuang,20 Maret 2023).


Opini LAINNYA