Jakarta (8/7/2025) — Aula H.M. Rasjidi Kementerian Agama RI dipenuhi semangat spiritual dan kecintaan terhadap khazanah keislaman klasik saat Kick Off dan Launching Logo Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional Ke‑1 Tahun 2025 resmi digelar, Selasa pagi. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini menandai era baru bagi kompetisi keilmuan pesantren di Indonesia, dengan wajah lebih inklusif dan digital.
Mengawali suasana religius, lantunan Qasidah dan Sholawat oleh Grup An Nabawi PTIQ menggema hangat, menyambut para tokoh dan peserta dari berbagai penjuru negeri dan Asia Tenggara. Turut hadir dan memberikan dukungan penuh dalam acara ini antara lain Menteri Agama RI Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA., Wakil Menteri Agama Dr. KH. Romo R. Muhammad Syafi’i, serta jajaran pejabat eselon I Kementerian Agama RI.
Keharuan menyelimuti ruangan saat Miftah Faridl, Juara 1 MTQ Internasional di Maroko, membacakan ayat suci Al-Qur’an dengan didampingi Sabrina, seorang santri tunanetra dari Pesantren Raudlatul Makfufin. Doa pembuka disampaikan penuh khidmat oleh Direktur Pesantren, Dr. Basnang Said, S.Ag., M.Ag.
Dalam laporannya, Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag., menekankan tiga keistimewaan MQK 2025. Pertama, MQK tahun ini menjadi yang pertama berskala internasional, dengan partisipasi dari sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste. Kedua, untuk pertama kalinya MQK menerapkan sistem digitalisasi, melibatkan 8.773 santri dari 1.218 pesantren yang tersebar di 57 Ma’had Aly. Ketiga, ajang ini untuk kali pertama digelar di kawasan Indonesia Timur, sebagai bentuk desentralisasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan nasional.
“Ini bukan sekadar kompetisi membaca kitab kuning,” ujar Prof. Amien. “Ini adalah upaya strategis untuk mengangkat literasi Turots di era teknologi. Ini kick off internasional menuju Indonesia Emas.”
Keunikan lain turut ditampilkan melalui pementasan kolaboratif bertajuk Sureq La Galigo dan Turots, sebagai representasi kekayaan budaya dan keilmuan pesantren Nusantara.
Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dalam sambutan sekaligus pembukaan acara, menekankan makna spiritual di balik MQK. “Qira’atil Kutub bukan hanya soal membaca kitab, tetapi menjiwai teks, memahami makna terdalam dari warisan ulama klasik,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa kefasihan berbahasa Arab belum tentu berbanding lurus dengan pemahaman terhadap Turots. “Kompetisi ini adalah uji kedalaman ruhani dan intelektual.”
Menutup arahannya, Menteri Agama mengajak para santri Indonesia untuk tampil percaya diri di panggung internasional. “Jangan sampai negara tetangga kita yang justru unggul di ajang yang kita inisiasi. Dengan ini, MQK Internasional Ke-1 Tahun 2025 resmi kita buka dengan bacaan Bismillahirrahmanirrahim,” pungkasnya.
Kementerian Agama meyakini, MQK bukan sekadar kompetisi, melainkan jembatan spiritual antara tradisi dan inovasi. Sebuah ikhtiar untuk menjaga nyala ilmu, iman, dan budaya dalam bingkai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Wilayah
MQKN
Kementerian Agama Resmi Luncurkan MQK Internasional Pertama: Menyemai Ruh Turots di Era Digital
- Selasa, 8 Juli 2025 | 16:35 WIB
