Kemenag Sulbar Perkuat Peran Dai Moderat Lewat Penguatan Majelis Dai Kebangsaan

Kemenag Sulbar Perkuat Peran Dai Moderat Lewat Penguatan Majelis Dai Kebangsaan

Mamuju (Humas Kemenag Sulbar) – Di tengah dinamika sosial dan beragam isu keagamaan yang berkembang di masyarakat, para dai dan daiyah memiliki peran penting sebagai penyejuk umat, perekat persatuan, serta penjaga nilai-nilai kebangsaan. Menyadari hal itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat melalui Tim Kerja Penerangan Agama Islam menggelar kegiatan Penguatan Majelis Dai Kebangsaan di Hotel Berkah, Mamuju, Selasa (4/11).

Ketua Panitia yang juga Koordinator Tim Penerangan Agama Islam dan Sistem Informasi, H. M. Sahlan, melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta, sebagian besar merupakan dai yang pernah bertugas di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Melalui kegiatan ini, para dai diharapkan dapat menjadi sosok moderat yang mampu membawa kesejukan, pencerahan, dan solusi di tengah keresahan masyarakat.

Dalam sambutannya, Kabid Bimas Islam, H. Haerul, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tugas dan fungsi Bimas Islam, khususnya dalam bidang penerangan agama. Ia menekankan pentingnya syiar keagamaan yang tidak hanya berfokus pada penyampaian ajaran, tetapi juga berperan sebagai perekat sosial dan penguat pilar kebangsaan.

“Saat ini, masih banyak mimbar dakwah yang digunakan untuk menyalahkan pihak lain. Melalui kegiatan ini, kami ingin para dai menjadi penyeimbang—menyampaikan dakwah yang meneduhkan, membangun, dan menjaga harmoni antarumat,” ujar Haerul.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota, dalam arahannya mengajak para dai untuk memperkuat pemahaman moderasi beragama melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal.

“Agama dan budaya tidak boleh dipertentangkan. Dalam sejarahnya, Islam berkembang di Indonesia justru melalui jalan budaya. Wali Songo berdakwah dengan kearifan lokal yang menumbuhkan kedekatan antara masyarakat dan ajaran Islam,” tutur Adnan.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan nilai kebangsaan.

“Mari kita rawat Indonesia ini dengan kecerdasan spiritual dan sosial. Tradisi yang masih relevan dengan kehidupan beragama harus kita pelihara, dan perubahan ke arah yang lebih baik perlu kita dukung. Dengan ilmu dan dakwah yang mencerahkan, kita bersama membangun bangsa ini,” pungkasnya.

Melalui kegiatan ini, Kementerian Agama berharap para dai kebangsaan mampu menjadi agen kedamaian dan penyejuk di tengah masyarakat, memperkuat persaudaraan, serta mengokohkan nilai-nilai kebangsaan melalui dakwah yang damai dan berkeadaban.


Wilayah LAINNYA