Meski hiruk-pikuknya kehidupan Duniawi menguras energi dan ragamnya obsesi manusiawi, namun KEMATIAN tak pernah menjadi hal yang basi untuk selalu disyi'arkan. Fungsinya sebagai "penyeimbang" agar eksistensi hidup manusia berjalan dalam tatanan kendali yang proporsional
(QS. Al-A'raf: 34).
KEMATIAN adalah tragedi tak bersyarat. Dalam situasi yang bagaimana pun, semuanya harus ditinggalkan bila saatnya tiba. Standar misterinya tak memberi kepastian pada manusia tentang kapan, dimana dan caranya seperti apa
(QS. Al-Jumuah: 8 ).
KEMATIAN tak hanya menjadi pintu penentu menuju alam demi alam berikutnya, tetapi juga merupakan keniscayaan yang mengharuskan setiap yang hidup pasti melewatinya
(QS. Al-Ankabut: 57).
Bahasa pintas menyebutnya KEMATIAN, tetapi yang terjadi sesungguhnya adalah PERALIHAN KEHIDUPAN dari sesuatu yang fana' menuju keabadian
(QS. Ar-Rahman 26-27).
Jika kehidupan yang sekarang berstatus "bayang-bayang" maka KEMATIAN adalah syarat mutlak untuk bisa berjumpa dengan sejatinya kehidupan
(QS. Ghafir: 39-40).
Di tataran filosofi, KEMATIAN juga dipandang sebagai momentum pergeseran diri dari satu masalah menuju masalah berikutnya. Ini berarti bahwa terjadinya kematian bukanlah pertanda ahir dari segalanya, melainkan rangkaian fase yang justru akan memperhadapkan manusia pada pertanggung-jawaban kehidupan yang lebih rasional dan realistis.
Meski KEMATIAN adalah momentum yang dirahasiakan hingga tak harus "diremehkan" oleh manusia, namun konsekuensinya juga menjanjikan cahaya keindahan bagi mereka yang "mempersiapkan dirinya" dalam kepatuhan keimanan dan pengharapan taqwanya
(QS. An-Nahl: 32, 97).
Demikian pesan penting ini disampaikan agar kita semua yakin dan makin menyadari bahwa sebagaimana adanya KEHIDUPAN, esensi KEMATIAN pun tak lain adalah "ujian" bagi peningkatan amal-amal terbaik manusia
(QS. Al-Mulk: 2).
Karena itulah kemudian, melalui konsistensi Do'a dan Ikhtiyar penghambatan diri, tentu saja kita semua berharap bahwa semoga KEMATIAN itu nanti menjadi pertemuan sejati antara "dua sisi keridhaan" menuju damainya keabadian.....
(QS. Al-Fajr: 27-30).
Demi prinsip keseimbangan dan agar kesementaraan hidup manusia berjalan didalam tatanan dua dimensi penting, maka agama berpesan :
اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا (رواه البيهقى)
(Bekerjalah untuk Duniamu seolah engkau akan hidup selamanya dan berbuatlah untuk Akhiratmu seolah engkau akan mati esoknya).
Ushini waiyyakum bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.
