Agama Orang Kampung

Oleh : Ilham Sopu

Membaca judul di atas, tentu akan timbul pemikiran, agama seperti apa, apa ada agama khusus untuk orang kampung?, bukan itu yang dimaksud dalam tulisan ini. Orang kampung ada ciri tersendiri dalam menjalankan ajaran agamanya. Orang kampung itu sangat natural dalam beragama, mereka beragama apa adanya. Menjalankan ajaran sesuai yang disampaikan oleh ulama atau kiyai-kiyai yang ada di kampung. Dalam menjalankan ajaran agama, mereka sangat terikat ritus-ritus keagamaan atau dipengaruhi oleh simbol-simbol budaya.

Ini sangat berbeda dengan orang-orang yang ada  di kota mereka lebih praktis dalam menjalankan ajaran agama, mereka tidak dipengaruhi lagi budaya-budaya atau ritus-ritus keagamaan. Menjalankan ajaran agama tidak terlalu dipengaruhi aturan fiqh yang ketat, menjalankan agama secara modern dengan pakaian yang santai karena mungkin dipengaruhi oleh kesibukan yang di kota begitu padat.

Menjalankan ajaran agama yakni beribadah bersama, shalat berjamaah, ada nuansa kenyamanan tersendiri bersama-sama dengan orang-orang kampung, ada kekhusu'an tersendiri yang kita dirasakan, mereka masih sangat mengedepankan dzikir bersama sesudah melaksanakan shalat wajib, dalam pemahaman mereka bahwa dzikir itu adalah bagian dari shalat yang tidak dapat dipisahkan. Mereka sangat khusu' berdzikir bahkan kadang lebih khusu' dari pada shalat itu sendiri.

Tidak berhenti sampai disitu setelah berdoa bersama, dilanjutkan dengan saling berjabat tangan diantara mereka, saling memaafkan, dan hal-hal seperti ini sudah terkikis di kota-kota, hanya satu dua orang yang mempraktekkan seperti ini, padahal ini adalah bagian dari ibadah yang dicontohkan dalam shalat, dalam ibadah shalat setidaknya ada dua simbol yang tidak bisa kita lupakan yakni simbol takbir dan simbol salam, takbir itu di awal shalat namanya takbiratul ihram, dan salam, di akhir shalat ketika mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Dua hubungan ini adalah inti dari shalat.

Yang sangat menonjol juga dari cara beribadah orang kampung, mereka sangat setia dengan pakaian sarung dan kopiah, seakan shalat itu tidak sempurna kalau tidak memakai keduanya, ada hal yang kurang bagi orang kampung bila tidak memakai sarung dan songkok, dan pakaian lengan panjang. Mereka merasa tidak beretika bilamana tidak memakai sarung dan kopiah, dan itu yang tetap dijaga sampai sekarang. Dan perasaan tidak enak bila memakai pakaian celana panjang dan tanpa kopiah.

Hal yang sangat menonjol juga yang bertahan dan dipegang sebagai sesuatu yang harus dikerjakan adalah penghargaannya terhadap hari-hari besar Islam atau bulan-bulan tertentu yang dianggap keramat. Awal bulan tertentu misalnya 1 Muharram atau 10 muharram, diperingati dengan membaca doa begitupun di 10 muharram, mereka berdoa ala kampung dan mempersiapkan kue-kue yang bermacam-macam. Begitu juga dengan bulan-bulan lainnya, seperti di bulan rajab, bulan sya'ban, apalagi bulan maulid, sangat mengagungkan, aneka zikir yang ada di kitab barzanji, menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

Orang kampung begitu sangat menghargai peringatan-peringatan keagamaan, dan banyak diselingi wirid-wirid tertentu dan dzikir atau wirid yang menyertai peringatan tersebut, itu hal wajib harus dilaksanakan, khususnya dalam bermaulid. Bahkan peringatan maulid tersebut, itu dilaksanakan selama tiga bulan. Orang kampung dalam beragama atau beribadah masih sangat kental dengan budaya-budaya tertentu yang menyertainya, sehingga terasa kaya dalam memaknai suatu ibadah. Dan hal-hal seperti ini, dalam perkembangan kehidupan keagamaan sudah banyak terkikis karena pemahaman keagamaan yang mencoba untuk menghilangkan budaya tersebut karena dianggap bukan dari agama.

Agama orang kampung atau cara beragama orang kampung, dalam dunia modern sekarang atau dunia media sosial saat ini, itu sangat perlu dipertahankan, karena ada kekhusu'an tersendiri yang coba ditawarkan, karena kaya dengan ucapan-ucapan, atau wirid, dzikir atau budaya-budaya yang mengitarinya. Agama yang dibalut dengan budaya tertentu akan semakin menarik dan membantu dalam mencapai tujuan dalam beragama, agama dan budaya saling mengisi, salah satu yang hal menyukseskan penyebaran agama Islam di Indonesia begitu cepat dan masif karena didukung budaya yang banyak berkembang di Indonesia.

Orang kampung beribadah dengan banyak mengadopsi budaya-budaya yang sudah berkembang sebelumnya. Dan itu dapat dipertahankan sampai sekarang, sekalipun serangan-serangan pemurnian Islam juga begitu masif.

(Bumi Pambusuang, 20 April 2025)


Opini LAINNYA

Ibrahim dan Simbol Ibadah Haji

Agama Orang Kampung

Monoteisme Ibrahim

Bangkrut yang Sesungguhnya

Tarian THR, Menyerupai Kaum Yahudi?!