Perayaan Zhi Sheng Dan, Wamenag Jelaskan Hubungan Demokrasi Pancasila dengan Nilai Islam dan Khonghucu

Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i.

Jakarta (Kemenag) --- Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa nilai-nilai universal dari ajaran Khonghucu dan Islam merupakan fondasi moral yang kuat bagi Demokrasi Pancasila. Penegasan ini disampaikan saat Wamenag memberikan sambutan dalam acara Dialog Islam-Khonghucu yang digelar di Kantor Kemenag Thamrin, dalam rangka perayaan Zhi Sheng Dan, Hari Lahir Nabi Agung Kongzi ke-2576.

Dalam dialog yang mengangkat topik harmonisasi, Wamenag memaparkan sejumlah pokok pikiran yang memperkuat keterkaitan antara nilai agama dan semangat demokrasi.

Ia menyoroti bagaimana pandangan kedua agama ini bertemu dalam semangat persatuan. Dalam ajaran Khonghucu, kata Romo, ditekankan pentingnya He (Harmoni), yakni mencapai keseimbangan di tengah perbedaan, bukan penyeragaman.

"Prinsip He ini selaras dengan Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan kita untuk tetap bersatu dalam semangat kebangsaan meskipun berbeda-beda," jelas Romo di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Lebih lanjut, ia menyebut prinsip Khonghucu ini identik dengan nilai-nilai dalam Islam, yaitu ta'aruf (saling mengenal) dan tasamuh (toleransi). Menurutnya, nilai-nilai ini berakar kuat dalam ajaran Al-Qur'an, sebagaimana tertera pada Q.S Al Hujurat ayat 13.

"Prinsip membangun harmoni yang diyakini Khonghucu bertemu dengan kerukunan dalam Islam, dan keduanya berpadu dalam semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, sila pertama Pancasila," tegas Wamenag.

Romo juga menjelaskan bahwa ajaran moral kedua agama menjadi ruh bagi praktik demokrasi. Khonghucu mengajarkan Li (tata moral dan etika sosial) dan Ren (kemanusiaan), sementara Islam mengajarkan Adl (keadilan) dan Syura (musyawarah).

"Kedua ajaran ini berpadu dalam cita-cita Demokrasi Pancasila, yakni demokrasi yang mengutamakan musyawarah, keadilan, dan persaudaraan," ujar Romo.

Ia menekankan bahwa demokrasi harus berakar pada moralitas dan keadaban, bukan sekadar prosedur elektoral.

“Dan pada titik ini, Demokrasi Pancasila membuktikan dirinya sebagai pertemuan antara kebijaksanaan Timur dan nilai universal kemanusiaan. Di mana Khonghucu menyumbang pelajaran berharga tentang harmoni, dan Islam memberikan fondasi teguh tentang keadilan dan kasih sayang”, jelasnya.

Menutup sambutan, Ia menegaskan bahwa dialog lintas agama seperti ini membuktikan kepada dunia bahwa peradaban besar Indonesia tidak hanya dibangun oleh kekuatan militer atau ekonomi, melainkan juga oleh kekuatan moral, kerukunan, dan gotong royong.

"Nilai-nilai luhur dari Khonghucu dan Islam ini, pada akhirnya, terjahit erat dalam semangat persatuan Indonesia," pungkasnya.


Wilayah LAINNYA