Mamuju (Humas Kanwil) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat melalui Bimbingan Masyarakat Katolik menyelenggarakan Pembinaan kerohanian / ret-ret guru agama katolik dengan tema menjadi guru agama katolik belajar dari Bunda Maria, Rabu (6/10/2021).
Memberikan sambutan mewakili Kakanwil Kemenag Sulbar, Pembimas Katolik Petrus Tandilodang uraikan 3 alasan syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Alasan yang pertama, karena pikiran, jiwa dan semangat harus dibersihkan setiap saat agar pikiran dan jiwa selalu terbaharui.
"Karena kita adalah orang-orang yang didik secara khusus dalam bidang agama, kita adalah sarjana-sarjana agama, maka sangat disayangkan kalau ilmu itu tidak sungguh-sungguh dihayati dipraktekkan dalam kerangka membangun gereja", pungkas Pembimas
"Itulah sebabnya selalu pikiran kita, jiwa kita, semangat kita harus dibersihkan setiap saat dengan olah rohani dalam bahasa anggaran pembinaan kerohanian atau ret-ret, supaya pikirian kita, jiwa kita semangat kita selalu dibaharui setiap saat kembali ke kehidupan yang benar sebagai partner pastor paroki sebagai orang yang diberikan kuasa oleh gereja untuk mengemban tugas pelayanan di paroki", terangnya lebih lanjut.
Menjadi alasan kedua Pembimas bahwa sudah sepatutnya para guru bersyukur karena difasilitasi oleh negara untuk mengolah pikiran, batin dan rohani melalui kegiatan tersebut, sehingga harapannya para guru tetap memiliki semangat menjadi pemelihara iman umat dibawah tuntunan dan kepemimpinan seorang pastor yang dipercaya uskup untuk mengemban pelayanan.
Ketiga, para guru patut bersyukur bahwa pada kesempatan tersebut para peserta hadir dalam semangat yang sama untuk membenahi, membangun hidup rohani dibawah bimbingan seorang pastor.
Dalam kesempatan tersebut Pembimas juga menyampaikan hal yang menjadi streching point Kakanwil, yaitu tertib administrasi terlebih dalam hal pengelolaan anggaran.
"ketika menerima uang negara harus dipertanggung jawabkan, tidak boleh hilang satu sen pun, jadi kita perlu mempertanggung jawabkan sebaik mungkin, serapi mungkin, sehingga itu menjadi pintu pewartaan nilai-nilai kristiani", tandas Pembimas.
Kegiatan yang membawa tema "menjadi guru agama katolik belajar dari Bunda Maria" tersebut akan berlangsung selama 3 hari dan menghadirkan 30 orang guru agama sebagai peserta yang berasal dari 5 kabupten se-Sulbar.