Mamuju (Humas Kanwil) - Menyambut peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat menginstruksikan seluruh pegawai untuk mengenakan pakaian adat. Hal tersebut disampaikan oleh Pembimas Katolik, Petrus Tandilodang dalam amanahnya pada apel pagi. (Kamis, 15/08/2024)
Petrus Tandilodang mengungkapkan, pakaian adat sebagai simbol bahwa Negara kita ini dibangun atas multi etnis, budaya, suku, bahasa, tetapi kita tetap kokoh sampai hari ini.
Selain itu, beberapa waktu yang lalu, Kabid. Madrasah menyinggung mengenai karakter yang sekarang ini mulai dibangun di sekolah-sekolah. Pembimas Katolik menjelaskan setelah mengikuti perkembangan kurikulum baru, tidak ada yang baru didalamnya, yang baru adalah semangatnya.
“Mengingatkan kita kembali tentang cara belajar, tidak ada bedanya dengan dulu yang namanya CBSA, sama aja, KTSP sama aja, yang membedakan adalah metode tata kelolanya, tapi intinya sama. Bagaimana siswa mandiri didalam mengelola dirinya sendiri,” jelas Pembimas Katolik.
Lebih lanjut, ia selalu mengatakan bahwa karakter bukan di sekolah utamanya, tetapi karakter dasar dibentuk didalam rumah. Karena itu, sekolah utama dan terutama itu adalah rumah. Arti makna dari kata sekolah adalah waktu lowong.
Kemudian, dulu, waktu luang atau waktu kosong di rumah anak-anak diisi dengan namanya belajar. Dari situlah sejarahnya nama dari sekolah.
Sekali lagi, ia menerangkan bahwa karakter dasar itu dibentuk di rumah. Jadi, jangan berharap anak-anak mempunyai karakter bersih kalau orang tuanya di rumah tidak peduli kebersihan.
“Piring dicuci pagi, baju dicuci nanti kalau sudah bosan dicium-cium yang lebih bau dari yang kemarin, jangan harap, tidak akan, jangan mengharapkan anak disiplin nanti ketika dewasa kalau mulai dari rumah saja tidak atur bahwa jam 7 pagi sudah harus standby dengan seragam untuk berangkat ke sekolah,” terangnya.
Ia menuturkan, bahwa karakter adalah pembiasaan yang berulang-ulang yang akhirnya menjadi sebuah karakter. Dan kalau kita pergi ke sebuah kota dan kotor, bisa dibayangkan rumahnya seperti apa.
Sebelum menutup arahannya, ia berharap jadi karakter dilatih, dimulai dan diolah di rumah, bukan di sekolah karena di sekolah hanya menata saja.