Mamuju (Humas Kanwil) — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat turut serta dalam kegiatan Antisipasi Dinamika Situasi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksosbudhankam) serta permasalahan menonjol lainnya.

Kegiatan ini digelar di Hotel d’Maleo, Mamuju, pada Selasa (24/06/2025), sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas daerah.

Acara ini menjadi wadah koordinasi antarlembaga untuk mendeteksi secara dini dan merespons berbagai isu strategis yang berpotensi mengganggu keamanan dan kerukunan masyarakat Sulawesi Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh aparat keamanan, lembaga vertikal, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan, dan perwakilan pemuda.

Mewakili Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulbar, Petrus Tandilodang menegaskan bahwa hingga kini belum terdeteksi adanya indikasi gangguan yang terkait isu keagamaan. Meski demikian, langkah-langkah strategis tetap dilakukan Kemenag Sulbar melalui pembentukan berbagai kelompok kerja (pokja).

“Kami sudah membentuk tim pencegahan sosial keagamaan serta pokja-pokja, seperti Pokja Kerukunan Umat Beragama, Pokja Penyuluh Lintas Agama Provinsi, Pokja Pengawas Pendidikan Lintas Agama, dan Pokja Mata Pelajaran Lintas Agama. Masing-masing pokja telah aktif menjalankan peran dan tugasnya,” ujar Petrus.

Ia menambahkan, sebagai wujud nyata dalam menjaga kerukunan umat beragama, Kemenag Sulbar juga mendorong pembentukan Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama di berbagai wilayah.

Selain isu ideologi dan agama, forum ini juga membahas sejumlah persoalan aktual, seperti meningkatnya potensi politik identitas menjelang agenda politik nasional, isu keamanan siber, serta dampak sosial ekonomi akibat dinamika global yang memengaruhi kehidupan masyarakat setempat.

Melalui forum ini, Kemenag Sulbar berharap seluruh elemen masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga ketenangan dan kedamaian daerah. “Komitmen bersama dari semua pihak adalah kunci utama menghadapi tantangan zaman yang terus berubah,” tutup Petrus.