Makassar (Humas Kanwil) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, H. Adnan Nota, menyampaikan materi penting tentang 'pembangunan bidang agama dan penguatan nilai-nilai kebangsaan' pada kegiatan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Makassar secara daring. (Kamis, 08/05/2025)

Dalam paparannya, H. Adnan Nota menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, tidak hanya terdiri dari enam agama yang diakui negara, tetapi juga memiliki ribuan tradisi, budaya, dan kepercayaan lokal yang turut diakomodasi dalam semangat kebangsaan.

"Walaupun mayoritas penduduk Indonesia memeluk Islam, kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa di sekitar kita hidup saudara-saudara sebangsa yang memiliki keyakinan berbeda. Inilah alasan mengapa penguatan nilai kebangsaan menjadi sangat penting demi menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi dua tantangan besar dalam hal kebangsaan radikalisme dan intoleransi. Ia menjelaskan bahwa bersikap radikal dalam konteks pengamalan agama secara mendalam masih dibutuhkan, namun akan menjadi ancaman jika keyakinan itu dipaksakan kepada orang lain.

"Intoleransi muncul ketika kita enggan menerima perbedaan keyakinan. Jika hal ini dipelihara, maka akan menjadi awal dari keretakan dan bahkan kehancuran bangsa,” ujarnya.

Selain itu, minimnya pemahaman tentang lintas agama dan budaya juga menjadi hambatan besar. Berdasarkan pengalamannya berkunjung ke hampir seluruh provinsi di Indonesia, H. Adnan menyampaikan betapa kayanya bangsa ini dengan budaya dan tradisi, namun kurangnya literasi lintas budaya menjadikan pemahaman kebangsaan tidak merata.

"Bagi ASN hari ini, tidak ada lagi alasan untuk tidak memahami keragaman. Literasi kebangsaan dan keagamaan lintas budaya harus menjadi bagian dari tugas dan tanggung jawab,” tambahnya.

Sebagai bentuk komitmen dalam penguatan nilai kebangsaan melalui pembangunan bidang agama, H. Adnan juga menyampaikan bahwa Kanwil Kemenag Sulbar akan segera merealisasikan pembangunan tempat ibadah lintas agama di lingkungan kantor.

"Insya Allah tahun ini kita akan membangun rumah ibadah yang diperuntukkan khusus bagi pelaksanaan kegiatan ibadah di kantor. Ini akan menjadi yang pertama di Indonesia dan menjadi simbol penguatan moderasi beragama di lingkungan ASN,” pungkasnya.