Generasi Wasathiyah (Moderat)

Pokjaluh Agama Tinambung Polewali Mandar lakukan syi'ar monitoring terkait pendidikan keagamaan di SDN 016 Tandung Desa Sepa Batu

Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar melakukan syi'ar monitoring terkait pendidikan keagamaan di SDN 016 Tandung Desa Sepa Batu, Kamis 12/9/2024.

Kegiatan yang juga bertema silaturrahim dengan para pendidik (civitas guru) di sekolah ini dimaksudkan untuk mengawal dinamika dan pertumbuhan kepribadian kalangan peserta didik.

Mewakili pihak sekolah, Hj. Herlina, S.Pd. SD, mengapresiasi kegiatan positif ini dimana sharing kolaboratifnya diharapkan berguna bagi produktifitas pendidikan berbasis keseimbangan (sinergitas antara aspek keilmuan, spritualitas dan prinsip kebangsaan).

Diantara dampak dinamika zaman yang saat ini cukup "menggelisahkan" adalah semakin tergerusnya minat para generasi untuk tahu membaca Al-Qur'an plus memahami hal-hal keagamaan lainnya (khususnya yang beragama Islam). Jika pergeseran nilai tersebut dibiarkan maka fenomena pragmatisme sosial akan semakin berseberangan dengan Tujuan Pendidikan Nasional yakni untuk mewujudkan "Manusia Indonesia Yang Seutuhnya".

Filosofi nilai yang termakna pada kata SEUTUHNYA itulah penting "diikhtiyarkan" dalam bentuk tatanan-tatanan pendidikan berbasis moderat. Disadari atau tidak, ancaman kemudharatan kelak bisa terjadi akibat ketidak-seimbangan muatan pendidikan di kalangan generasi.

Pengabaian nilai-nilai agama dari segenap urusan keduniaan (sekularisme) adalah "petaka peradaban" yang bukan tak mungkin terjadi di kemudian hari. Padahal, ketika agama diposisikan sebagai tatanan penyeimbang maka selain mengajarkan ritualitas dan keutamaan berbudi pekerti, mencintai tanah air (dimensi kebangsaan) pun adalah bagian yang tak terpisahkan dari manifestasi keimanan.

Terkait output pendidikan, tataran kearifan lokal Kemandaran juga mengusung filosofi MAMEA GAMBANA TAMMA' TOPA MANGAYI (Berani, Benar dan Bertanggung Jawab plus Berwawasan Agamis) sebagai acuan prototipe generasi masa depan. Hal ini menitipkan pesan penting bahwa untuk bisa membangun Bangsa yang bercorak pluralis ini maka solusinya ada pada sosok negarawan yang agamawan atau agamawan yang negarawan.

Karena itu, demi lahirnya kompetensi sosok yang demikian maka formulasi pendidikan berbasis keseimbangan menjadi hal yang teramat penting dibangun sejak dini di kalangan generasi (legitimasi muatan QS. An-Nisa': 9).

Ushini Waiyyakum bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.

Penulis/Kontributor :
Burhanuddin Hamal (PAIF KUA Kec. Tinambung Polewali Mandar)


Daerah LAINNYA