Polman (Humas Kanwil) - Beberapa waktu yang lalu, Pelaksana Tugas (Plt) Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Syamsul, audiensi dengan salah satu tokoh Sulawesi Barat, Prof. Idham Khalid Bodi, Beliau yang menginisiasi menulis Al-quran yang diterjemahkan dalam bahasa mandar dan ini prestasi yang luar biasa. Bukan lagi secara nasional tapi internasional dan itu diakui oleh Kementerian Arab Saudi.
Hal tersebut ia sampaikan pada Penamatan dan perpisahan Siswa(i) Madrasah Aliyah Negeri 2 Polman yang dilaksanakan di ruang pola Kantor Bupati Polman. (Sabtu, 04/05/2024)
Ia menyebutkan beliau menceritakan tentang setiap waktu berjalan, sesungguhnya kita sementara menulis sejarah dan dalam perputaran waktu itu ada 2 hal yang dilalui. Dalam bahasa mandar disebut dengan 'bate letteq' dan 'bate lima'.
"Saya sangat terinspirasi dengan kata beliau ini dan setelah itu saya coba mencari literatur terkait dengan 'bate letteq' dan 'bate lima'. Dan saya temukan bahwa kenapa banyak orang mandar yang sukses ketika keluar dari mandar untuk mencari ilmu atau bekerja di luar karena dia pakai filosofi 'bate lima' ini," sebutnya.
Dalam bahasa mandar, 'bate lima' itu bahasa sederhananya diartikan sebagai hasil karya. Ia ingin menyampaikan kepada siswa(i) yang baru saja ditamatkan bahwa ternyata dalam perjalanan hidup manusia kadang hanya melewati sesuatu satu periode tertentu. misalnya dalam waktu 3 tahun ini menuntut ilmu di MAN 2 ini, hanya bisa menjejakkan kaki atau hanya bisa menyisakan 'bate letteq'.
Akan tetapi, ketika ditanya dimana 'bate lima' ta selama belajar di MAN 2. Ini pertanyaan yang sangat mendalam dan harus kita jawab. Jika 'bate lima' ini yang bisa kita tanamkan di dalam hati, ke mana pun kita berjalan, masuk ke fase apapun dan di lingkungan mana pun, yakin dan berkomitmen untuk menyisakan satu 'bate lima'.
"Makanya jangan heran kalau banyak orang mandar, ke mana pun dia pasti ada 'bate limanya', ada hasil karyanya. Ini sangat menginspirasi," ujarnya
H. Syamsul menekankan pentingnya menanamkan prinsip "bate lima" sebagai kunci untuk menjadi terbaik di mana pun kita berada. Bate lima, yang diterjemahkan sebagai "hasil karya", merupakan panduan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa bate lima bukan hanya tentang prestasi akademis. "Di manapun kita berada, apapun yang kita lakukan," ujarnya, "satu pertanyaan yang harus dijawab: Adakah bate lima saya? Sudah ada kah hasil karya yang bisa saya cerita ketika saya tua nanti?"
Sebagai contoh, ia menceritakan bagaimana pengalaman siswa(i) saat di MAN 2. "Dulu pada saat saya di MAN 2, saya mendapat prestasi dan saya menerima misalnya siswa Terdisiplin," ujarnya. "Ini yang harus selalu kita tanamkan, saya rasa ini akan menjadi motivasi ke mana pun kita pergi dan apapun yang kita lakukan dan dalam suasana apapun."
Sebelum menutup sambutannya, ia menitipkan pesan kepada para pendengar, terutama generasi muda (siswa-siswi yang baru ditamatkan) yang akan melanjutkan pendidikan di Sulawesi Barat, bahkan ke luar pulau sulawesi, "Pakai prinsip ini bahwa di lingkungan mana pun, kita harus punya 'bate lima'," ujarnya. "Bate lima ini akan menjadi kunci untuk menjadi terbaik di mana pun kita berada."
Wilayah
Tanamkan Prinsip 'Bate Lima', Pesan H. Syamsul Kepada Siswa/i MAN 2 Polman
- Sabtu, 4 Mei 2024 | 21:59 WIB