Perkuat Moderasi di Sulbar, Kakanwil Minta "Minoritas" dan "Mayoritas" Tidaak Lagi Jadi Persoalan

Perkuat Moderasi di Sulbar, Kakanwil Pesan Tidak Boleh Lagi Ada Minoritas dan Mayoritas

Mamuju (Kemenag) - “Minoritas” dan “Mayoritas” tidak boleh lagi menjadi persoalan di tengah-tengah Masyarakat yang mejemuk. Hal ini disampaikan Kakanwil Adnan saat menjadi narasumber pada kegiatan Peningkatan Kapasitas Penguatan Moderasi Beragama Bagi Kelompok Kerja Penyuluh Lintas Agama se-Sulawesi Barat. (29/8/2024)

“Tidak boleh lagi menjadi sebuah persoalan. Misalnya, ya karena saya mayoritas, kamu harus tunduk dan patuh pada gerakan dan keinginan mayoritas. Tidak boleh lagi ada yang seperti itu,” tegas Kakanwil Adnan saat membuka materinya

Menurutnya ketika hal-hal yang seperti ini masih diperdentangkan, maka ini akan menjadi bibit, akan menjadi persoalan di tempat lain. Karena saat ini kita sudah diwadahi oleh sebuah negara yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Suka tidak suka, mau tidak mau, maka kita harus terima perbedaan ini,” tegasnya lagi.

Selain hal tersebut Kakanwil juga menyinggung efek dari sikap “Eksklusifisme dalam beragama”. Kakanwil mengambil contoh eksklusifisme yang dirasakannya di kampung tempat asalnya. Bahwa eksklusifisme begitu terasa di sejumlah interaksi sosial, salah saat memilih pasangan akan muncul pertanyaan dari pihak keluarga, berasal dari kepercayaan manakah calon pasangan yang bersangkutan.

Ekslusifisme ini, dalam penjelasan Kakanwil diakibatkan karena jarangnya pertemuan, interaksi antar sesama yang berbeda kepercayaan atau aliran, sehingga menimbulkan rasa saling curiga. 

Ketika kecurigaan muncul maka yang akan muncul dibenak kita adalah perbedaan, tapi dengan adanya pertemuan-pertemuan seperti hari ini pada tingkat tokoh yang kemudian ditindaklanjuti dengan turun ke lapangan, ke akar rumput maka hasilnya akan luar biasa.

Ia juga menceritakan ketika pertama kali mengunjungi gedung gereja pada tahun 2010. Awal mulanya merasa resah namun setelah melihat teman-teman Kristen yang beribadah kemudian tumbah rasa cinta dan saling menghormati antar saudara-saudara pemeluk agama lain.

“Saya pertama kali  masuk gereja itu tahun 2010, saya berpikir, waduh masuk Kristen saya ini, anak kyai kampung masuk gereja. Tapi subhanallah disitu awal mula cinta saya kepada saudara-saudara saya itu betul-betul berbunga-bunga saya bilang, ini agama ini mengantar kita pada cinta dan tidak ada yang membuat kebencian itu akan lahir,” jelasnya bercerita.

“Malah bertambah keyakinan saya ke agama yang saya yakini. Pun pasti teman-teman saya, saudara-saudara saya (agama lain) ketika masuk di masjid, selera dan keyakinan pada agamanya masing-masing akan semakin bertambah ketika dia melihat saudaranya (Islam) beribadah,”lanjutnya.

Kakanwil Adnan juga menjelaskan himbauan Menteri Agama yang mengajak agama dijadikan inspirasi, bukan aspirasi. 

“Jadi agama menjadi inspirasi, itulah yang Gus Men bilang, agama jangan dijadikan aspirasi, tapi agama dijadikan inspirasi,” pungkasnya.

Ia mengungkapkan, jika agama dijadikan inspirasi, maka agama akan selalu memunculkan maslahat. Hal tersebut dipupuk dengan frekuensi interaksi sosial lintas agama yang sering dilakukan. Hal tersebut sangat penting menurut Kakanwil, sehingga ia merencanakan akan menyelenggarakan “Kemah Lintas Agama”.

Melalui kegiatan tersebut, Kakanwil juga berharap agar setiap tokoh-tokoh agama merawat wadah-wadah lembaga masing-masing agama. Karena akan lebih mudah mengkanalisasi masalah-masalah yang dapat timbul di tengah masyarakat. Salah satu contohnya wadah pemuda seperti NU di Islam dan PEMKRI di Katolik atau GMKI di Kristen. 

“Jadi semakin banyak kelompok yang kita bikin, semakin banyak komunitas yang kita bikin, itu semakin mudah kita mengkanalisasi setiap ada masalah,” pungkasnya.

Kepada seluruh penyuluh lintas agama yang hadir, Kakanwil sangat berharap dari kegiatan tersebut dihasilkan kesepahaman dan butir-butir hasil pertemuan tersebut disertai dengan tindak lanjutnya di kemudian hari. Ia juga meminta hasil yang didapatkan melalui pertemuan tersebut bisa diimplementasikan di tingkat bawah.


Wilayah LAINNYA