Wanita Katolik RI (WKRI) merupakan organisasi kemasyarakatan yang berdiri sejak tahun 1924 atas inisiatif seorang wanita bangsawan Yogyakarta yang juga tokoh intelektual wanita saat itu, Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra. Ia tergerak oleh keinginan luhur yang didasari oleh cinta kasih sebagai perwujudan iman Katolik untuk mendirikan Ormas ini.
Saat ini Wanita Katolik RI sudah berusia yang ke-100 tahun tepatnya tanggal 26 Juni 2024. Sebuah usia yang tua dan matang tentu saja. Kematangan Ormas ini tidak hanya dari segi usia semata tetapi juga dalam kiprahnya dalam bidang sosial kemasyarakatan. Sejak berdirnya Ormas ini hingga saat ini mereka sudah banyak melakukan pelayanan di berbagai bidang misalnya pendidikan dan kesehatan.
Wanita Katolik RI DPC Santa Maria Mamuju juga tidak ketinggalan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. Dalam rangka merayakan 100 tahun Wanita Katolik RI ini, pengurus DPC Santa Maria Mamuju untuk kesekian kalinya mengadakan pelayanan kesehatan. Kali ini pelayanan kesehatan diberikan kepada masyarakat di wilayah Tommo berkerja sama dengan Tim kesehatan Paroki St. Maria Mamuju, dibawa komando P. Wilhelmus Tulak, Pr selaku penasehat rohani.
Pelayanan kesehatan dilakukan pada tanggal 29 Juni 2024 di Stasi Salupattung yang ditempuh dari kota Mamuju selama 4 jam perjalanan. Setelah Misa syukur yang dipimpin oleh Pastor Wilhelmus dalam rangka perayaan 50 tahun hidup perkawinan bpk. Ignatius dan Ibu Theresia Tuha, dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan. Sebelum pelayanan kesehatan diadakan sosialisasi singkat terkait apa itu Wanita Katolik RI yang disampaikan oleh Ibu Clara Surya Pererung (mantan Ketua Wanita katolik 2 periode). Selanjutnya, pelayanan kesehatan diberikan oleh anggota Wanita Katolik RI yang banyak berlatar belakang kesehatan misalnya drg. Frederika (wakil ketua Wanita Katolik RI DCP St. Maria Mamuju) juga dibantu oleh dr. Billy (doker yang ditugaskan oleh pemerintah melayani di di Kec. Kalumpang dan para Nakers Paroki (Pak Paulus Sumbung Allo, Bidan Dorothea, Bidan Anti, Bidan Rafiani dan suster Tabitha). Ada 29 orang yang mendapat pelayanan kesehatan di tempat ini, selain itu juga dilakukan penyuluhan KB oleh Bidan Dorothea dan penyuluhan kesehatan lingkungan dan penggunaan obat oleh Pak Paulus.
Dari Salupattung, rombongan WKRI melanjutkan pelayaan ke St. Lombanbaraba yang ditempuh sekitar 2 jam. Di tempat ini ada 55 orang yang datang memeriksakan kesehatan dan 8 orang pemeriksaan darah. Wanita Katolik RI bersama dr. Bily dan dr. Cornel (dokter yang bertugas di wilayah Tommo) dan drg. Frederika memberikan pelayanan kesehatan hingga Pkl. 18.00 Wita. Tidak hanya sampai di sini, anggota Wanita Katolik RI melanjutkan perjalanan lagi ke St. Kakullasan dan bermalam di tempat ini karena hari berikutnya akan diadakan pelayanan yang sama.
Perjalanan ke stasi-stasi di wilayah Tommo membutuhkan waktu yang panjang sehingga juga memerlukan tenaga yang ekstra dan sarana prasarana yang cukup. Rombongan Bakti Sosial ini bersama tim kesehatan berjumlah 17 orang dangan 4 mobil. Namun karena jalan yang rusak membuat 1 unit mobil tidak bisa melanjutkan perjalanan. Penumpang mobil terpaksa berjalan kaki menuju lokasi kegiatan yang jarak dari tempat kerusakan sekitar 3 km jauhnya. Itulah bunga hidup yang dialami oleh para anggota Wanita Katolik RI yang ikut dalam pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan di Stasi Kakullasan diawali dengan Perayaan Ekaristi (Minggu,30/6/2024) yang dipimpin oleh Pastor Paroki Mamuju. Di stasi ini ada 4 intensi syukur yakni, pemberian komuni pertama kepada 29 anak, syukur panen, perpisahan Fr. Hilarius (frater yang menjalani Tahun Orientasi Pastoral), dan perayaan 100 tahun Wanita Katolik RI. Umat yang datang dari semua stasi di wilayah Tommo ini menginap di rumah-rumah umat sebagaimana biasanya.
Perayaan syukur dimulai dari Pkl. 08.00 dan berlangsung selama 1,5 jam. Dalam kesempatan ini pula perwakilan dari Wanita Katolik RI, Clara Surya Parerung, kembali mensosialisasikan eksistensi WKRI berdasarkan AD-ART hasil kongres XXI thn 2023 sekaligus menyampaikan agar Stasi Kakullasan dan Stasi Tommo 5 segera terbentuk Pengurus Ranting Wanita Katolik RI. Ia pun menyampaikan agar di tempat ini (baca: Kakullasan) terbentuk pengurus Wanita Katolik RI. Untuk menguatkan itu, diserahkan sebuah buku saku AD-ART hasil kongres XXI tahun 2023 Wanita Katolik RI ke ibu Martina Sumarni sebagai salah satu aktivis KIK di Stasi ini.
Setelah perayaan Ekaristi di St. Kakullasan dilanjutkan dengan makan bersama dan pelayanan kesehatan. Ada 64 orang yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan 26 orang tes darah di hadapan 3 dokter dan petugas kesehatan lainnya (Bidan dan perawat). Pelayanan kesehatan ini tidak hanya bagi umat Katolik saja tetapi terbuka untuk masyarakat umum. Pelayan kesehatan Wanita Katolik RI belum sampai di sini, mereka masih melanjutkan perjalanan untuk memberikan pelayanan di St. Toabo yang ditempu dari St. Kakullasan sekitar 2 jam.
Setelah makan siang, crew Wanita Katolik RI bergegas melanjutkan perjalanan menuju St. Toabo untuk memperkenalkan kepada umat Wanita Katolik RI. Mobil yang tinggal 3 unit mengantar pengurus itu, kembali 1 unit mobil mengalami musibah di Tommo 3. Di tikungan Tommo 3, persis di depan gereja Katolik, ada mobil Pick Up hitam yang berlawan arah dengan mobil yang membawa rombongan Wanita Katolik RI menabrak sisi kanan mobil kami sehinga semua sisi kanan mobil rusak dan kaca bagian depan pecah.
Peristiwa tidak diharapkan ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib dan dua hari setelah itu berkat bantuan pak Valentinus (Dirlantas Polda Sulbar) pelaku tabrak lari sudah didapat dan kini diamankan di Polres Mamuju. Meski dalam suasana tidak nyaman ini, tetap bersyukur bahwa semua dalam keadaan sehat. Mobil Avansa yang dikendarai oleh Pak Paulus Sumbung Allo tetap melanjutkan perjalanan ke Mamuju meskipun mobil dalam kondisi tidak normal. Rencana untuk mensosialisasikan Wanita Katolik RI di St. Toabo tetap berjalan meskipun 1 mobil tidak bisa bergabung karena kondisi yang dialami.
Maka itu, Perayaan Ekaristi di St. Toabo yang sedianya akan dilaksanakan pada jam 16.00 Wita molor hampir satu jam karena peristiwa kecelakaan yang dialami oleh tim, sehingga pastor paroki juga sedikit terhambat dalam perjalaan ke Toabo. Namun, lagi-lagi syukur bahwa rencana untuk itu masih bisa dilaksanakan dengan baik. Kini tinggal dua unit mobil yang membawa rombongan ke St. Toabo. Setelah perayaan ekaristi di tempat ini yang juga bersyukur atas pelindung St. Toabo dilanjutkan dengan sosialisasi singkat terkait eksistensi Wanita Katolik RI yang disampaikan oleh koordinator bidang Organisasi, Clara Surya Parerung.
Setelah kunjungan ke wilayah Tommo, DPC Wanita Katolik RI akan mengadakan pelayanan kesehatan pada tanggal 2 Juli 2024. DPC Wanita Katolik RI bersama dengan kader Posyandu “AMAL KASIH” yang dikendalikan oleh Bidan Dorothea, Ibu Lorianna, Bidan Rafiani dan beberapa Nakers dari puskesmas Binanga kembali melaksanakan pemeriksaan kesehatan kepada 27 anak Balita, ibu hamil 2 orang dan lansia 20 orang. Sementara itu pengurus Wanita Katolik RI juga menjalankan salah satu program kerja yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) berupa telur dan bubur kacang hijau. Posyandu Amal kasih merupakan binaan Wanita Katolik RI DPC Santa Maria Mamuju.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan ini menjadi pengalaman yang berharga bagi semua pengurus Wanita Katolik RI DPC St. Maria Mamuju yang tidak mengenal lelah dalam melanjutkan misi dan visi Wanita Katolik RI di bidang kesehatan pada khususnya. Dibawah ketua DPC Ibu Alfida Tarukan dapat berkolaborasi dengan seksi kesehatan paroki dan dukungan pastor paroki memberikan pelayanan di 4 lokasi dalam kabupaten Mamuju. Rangkaian kegiatan masih akan berlangsung kedepan hingga acara puncak selebrasi perayaan 100 tahun Wanita Katolik DPC Santa Maria Mamuju yang akan dilaksanakan pada tanggal 27-28 Juli mendatang dengan tema: Geraknya Budi Membangun Pribadi Mewujudkan Peradaban Kasih”. Proficiat atas perayaan 100 tahun Wanita Katolik RI, jaya selalu dalam karya dan pelayanan. Tuhan memberkati.