Kemenag Sulbar Ajak Lembaga Agama Cegah Aliran Sesat

Kakanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota

Polewali Mandar (Kemenag) – Dalam upaya menjaga keutuhan umat beragama dan mencegah berkembangnya paham-paham yang menyimpang, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat (Kanwil Kemenag Sulbar) menggelar kegiatan pembinaan terhadap lembaga keagamaan Islam (26/8/2024). 

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, H. Adnan Nota ini, menekankan pentingnya pemetaan wilayah untuk mengantisipasi potensi munculnya aliran sesat.Dalam sambutannya, H. Adnan Nota menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya penyebaran paham-paham radikal dan aliran sesat yang dapat memecah belah umat. Beliau mengajak seluruh pihak, terutama para tokoh agama dan lembaga keagamaan, untuk bahu-membahu dalam menangkal penyebaran ajaran-ajaran yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang benar.

"Ajaran agama yang moderat atau wasatiyah harus kita sebarkan kepada masyarakat luas. Dengan nilai-nilai wasatiyah, kita dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati antar umat beragama," tegas H. Adnan Nota.

Kemenag Sulbar menyadari bahwa upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan aliran sesat tidak dapat dilakukan sendiri. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk ulama, tokoh agama, dan lembaga keagamaan Islam sangat diperlukan.

"Kemenag Sulbar akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama. Simbiosis mutualisme harus kita jaga agar upaya kita berjalan efektif," tambah H. Adnan Nota.

Sementara itu, Kepala Bidang Islam Kanwil Kemenag Sulbar, H. Haerul, menjelaskan bahwa ada dua hal utama yang perlu diwaspadai dan diantisipasi, yaitu radikalisme beragama dan paham-paham beragama yang meresahkan masyarakat. Kedua hal ini dapat mengancam keharmonisan dan kerukunan umat beragama.

"Radikalisme beragama dapat memicu tindakan kekerasan dan terorisme. Sedangkan paham-paham beragama yang meresahkan dapat menimbulkan perpecahan dan konflik di masyarakat," ujar H. Haerul.

Kegiatan pembinaan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari Kepala Seksi Bimas Islam se-Sulbar, perwakilan dari kepolisian, serta perwakilan dari berbagai lembaga keagamaan Islam seperti NU, Muhammadiyah, DDI, MUI, dan lainnya. Para peserta menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi dalam menjaga keutuhan umat beragama di Sulawesi Barat.


Wilayah LAINNYA