Kakanwil Sampaikan Sejumlah Hal yang Perlu Diketahui dalam Integrasi Belanja Pegawai

Kegiatan Evaluasi Integrasi Belanja Pegawai dan Pembayaran TUKIN pada (Satker) Kemenag Kabupaten dan Kanwil Kemenag Provinsi Sulbar yang dilaksanakan di aula kanwil. (Selasa, 28/11/2023).

Mamuju (Humas Kanwil) - Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan transparansi, Biro Keuangan Sekjen Kementerian Agama RI mengadakan kegiatan Evaluasi Integrasi Belanja Pegawai dan Pembayaran Tunjangan Kinerja (Tukin) Pada Satuan Kerja (Satker) Kemenag Kabupaten dan Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan di aula kanwil. (Selasa, 28/11/2023).

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa integrasi belanja pegawai telah mempercepat proses administrasi, mengurangi potensi kesalahan pengelolaan data, dan meningkatkan akurasi pembayaran gaji pegawai. Selain itu, integrasi pembayaran Tukin pada Satker Kemenag di Kabupaten dan Kanwil Kemenag Sulbar ini juga dinilai berhasil mengoptimalkan alokasi anggaran dan mempercepat proses distribusi tunjangan.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Syafrudin Baderung dalam sambutannya menyatakan bahwa dari sisi serapan anggaran Kanwil Kemenag Sulbar mungkin bagus, tetapi belum tentu dari sisi manajemen secara keseluruhan dan ini yang harus disikapi bersama.

"Okelah Sulbar ini sekarang serapan anggaran kita bagus ya, 10 bulan kita bertahan di ranking satu serapan anggaran secara nasional dari Januari sampai Oktober kemarin," ujar Kakanwil.



Ia melanjutkan nanti di bulan november ini mungkin saja Sulbar berada di ranking 2, dikarenakan Sulsel sudah melambung serapan anggaran kita. Tetapi itu tidak boleh memberi rasa puas karena menyerap anggaran itu dengan baik.

Menurut Syafrudin Baderung, ada beberapa hal yang perlu diketahui bahwa integrasi belanja pegawai ini akan mengefisiensi biaya. Pertama, biaya operasional dari sisi pengintegrasian ini akan lebih Mengefisienkan biaya. Kemudian yang kedua, automatisasi proses, mungkin sekarang ini semuanya tidak ada lagi yang manual, pencatatan manual dan lain sebagainya sehingga ini harus diimplementasikan sampai ke satker yang paling bawah.

"Tidak boleh lagi ada yang merasa bahwa pengelolaan keuangan ini sulit. Kadang kala ada orang bilang pak aplikasi ini sulit, padahal justru aplikasi itu untuk mempermudah mengautomatisasi proses, karena tinggal main klik klik," tuturnya.

Dan yang ketiga, pengelolaan data yang paperless pasti akan lebih baik, akurat dan akuntabel. "Sekarang sudah paperless, semuanya sudah tidak lagi menggunakan kertas tapi baik aplikasi. Maka, datanya juga akan pasti akan terkelola dengan baik".

Kemudian yang keempat adalah peningkatan transparansi, peningkatan transparansi dengan adanya automatisasi, maka transparansi akan semakin lebih bagus. Lalu, yang kelima adalah pengambilan keputusan akan lebih baik dan mudah. "Misalnya kebijakan keuangan dan lain sebagainya ini akan lebih mudah dan lebih baik dalam pengambilan kebijakan," jelasnya.

Meskipun demikian, evaluasi juga menyoroti beberapa tantangan teknis yang perlu diatasi, seperti peningkatan kualitas jaringan dan pembaruan sistem yang lebih terintegrasi. Langkah-langkah perbaikan ini diharapkan dapat ditempuh untuk memastikan kelancaran implementasi integrasi di masa mendatang.


Wilayah LAINNYA