Mamuju Tengah, Sulbar – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Adnan, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Mamuju Tengah, mengajak seluruh umat untuk meneladani sikap toleransi Rasulullah. Dalam ceramahnya, Kakanwil menekankan pentingnya moderasi beragama dan menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Maulid tersebut juga dirangkaikan dengan Pengukuhan Koperasi Serba Usaha "Damai Lalla Tassisara" oleh Perwakilan Dinas Koperasi Industri Perdagangan dan UMKM, Lukman.
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Tengah, Muhammad Dinar Faisal, Perayaan maulid kali ini adalah senergitas program dan kolaborasi sistem. Yakni maulid yang dibingkai dengan pembinaan paham keagamaan dalam perspektif nusantara.(13/11/2024)
Pada pembuka Hikmahnya Kakanwil Adnan menjelaskan bahwa dalam Alquran Allah memberikan penekanan-penekanan dalam konteksnya. Bagi yang tau betul tentang makna ajaran islam, maka agamanya tidak akan pernah menjadi masalah dalam ruang dan waktu tertentu.
Rasulullah SAW bukan cuman bersahabat dengan abu bakar, umar, usman, tapi juga bersahabat dengan pemuka agama yahudi dan nasrani.
Kakanwil juga mengutip kisah Khalifah Umar bin Khattab yang menolak untuk shalat di gereja. Umar bin Khatab sewaktu telah menandatangi perjanjian dengan panglima romawi akan melakukan salat dzuhur. Panglima Romawi, Patriarch Sophronius menawarkan kepada Khalifah Umar bin Khattab untuk menunaikan shalat di Gereja Sepulchre.
Namun, Khalifah Umar menolaknya dengan halus. Dia khawatir gereja itu akan dirampas dan diubah jadi masjid, jika umat Islam mengetahui pemimpinnya salat di tempat tersebut.
Umar bin Khattab yang menolak untuk shalat di gereja, bukan karena antipati terhadap agama lain, melainkan karena khawatir tindakannya akan memicu konflik di kemudian hari. "Ini menunjukkan betapa tingginya tingkat toleransi dan kebijaksanaan para pemimpin Islam di masa lalu," tambahnya.
“Kalau saya shalat di situ, dikhawatirkan di kemudian hari umat Islam merampas gereja Tuan untuk dijadikan masjid,” jelas Kakanwil menuturkan perkataan Khalifah Umar.
Inilah bentuk toleransi, salah satunya yang terkandung dari ayat alquran, Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Inilah hebatnya ajaran Allah. Agama didatangkan penuh dengan cinta.
"Kenapa hingga hari ini agama-agama hidup berdampingan di Indonesia karena kita punya nilai nusantara. Islam nusantara bukan islam yang dibuat atau di rakit di Republik kita namun itu adalah kekhasan bahwa Islam di Nusantara yang bisa menerima budaya mana saja dan tidak ada masalah dengan itu," jelas Adnan Nota.
Menurutnya agama di nusantara adalah agama yang bisa bersimbiosis antara keilahian dan kebumian. Salah satunya sarung dan kopiah dan maulid.
Kita mendapatkan amal dari bershalawat. Dalam Hadits Rasullullah SAW bersabda : “Man Sholla 'alayya Sholatan Wahidatan, Shollallahu biha 'alayhi 'asyroh” (Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali saja, Allah akan membalaskannya dengan bersholawat kepada orang itu sepuluh kali.
"Nenek moyang kita adalah nusantara, bukan arab. Karena ini semualah kita bisa hidup berdampingan dengan segala perbedaan. Inilah kenikmatan nusantara," terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa inti ajaran semua agama adalah kebaikan. Menurutnya a.gama ini diturunkan bukan untuk membuat kerusakan namun untuk membuat keteraturan.
Pada penghujung hikmah, Kakanwil juga menyampaikan arahan Menteri Agama Prof. Nasarudin Umar yang meminta seluruh jajaran Kemenag untuk menghindari tindakan koruptif dalam pengelolaan anggaran. Menag juga memberi contoh dengan mengingatkan agar tidak ada pemberian kepada dirinya yang bukan merupakan haknya. “Jangan memberikan kepada Menteri apa yang bukan menjadi haknya,” tegasnya.
Menag juga menekankan bahwa komitmen untuk membersihkan Kemenag dari praktik koruptif bukan sekadar janji. Ia siap mempertaruhkan segalanya demi mewujudkan Kemenag yang bersih dan berintegritas. “Jika ada konsekuensi dari langkah pembersihan ini, saya siap menerima risiko apa pun,” ungkapnya.
Wilayah
Kakanwil Ajak Umat Teladani Toleransi Rasulullah, Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama
- Rabu, 13 November 2024 | 18:29 WIB