Mamuju (Humas Kanwil) – Kabid. Pendidikan Madrasah, Misbahuddin menyampaikan dalam keseharian kita dalam bekerja, biasa dihadapkan dengan berbagai macam tipe pegawai.
Hal tersebut ia sampaikan dalam amanahnyapada apel pagi di halaman Kanwil Kemenag Sulbar (Senin, 05/02/2024). Jadi, ia mungkin akan menyebutkan antara tipe -tipe pegawai yang biasa dihadapi dalam keseharian kita dan tinggal mencocok -cocokkan dengan di mana kita berada.
Ia menerangkan bahwa yang pertama ada pegawai yang tipe-nya leader. Meskipun dia bukan pejabat administrator, bukan ketua tim, tetapi dia dalam bekerja mampu memposisikan diri sebagai memimpin teman -temannya, memimpin kelompok kerjanya di tempat dimana dia bekerja.
“Ini adalah merupakan pegawai yang luar biasa sepanjang bakat leadernya itu tidak terlalu over, sehingga seakan-akan dia bisa memimpin ketua timnya bahkan melampaui atasannya. Jadi tipe -tipe seperti ini bagus jadi pemimpin, penting jangan over,” terangnya.
Tipe leader ini harus mampu menakar posisinya di mana ia berada.Sehingga, kemampuan leadernya itu tetap terjaga, tapi tanpa melampaui batas-batas yang mestinya dia berada.
Kemudian yang kedua adalah worker. Ada orang yang pokoknya dia bekerja saja. Ia hanya menunjukkan bekerja dan bekerja, pokoknya bekerja. Ketika disuruh mengetik, disuruh menyapu, dia bisa melakukannya. Tapi orang yang seperti ini biasanya kemampuan manajerial-nya kurang, sehingga mungkin ini yang perlu dia asa untuk bagaimana mampu menjadi seorang leader.
“Jadi itu harus dia asa dirinya bagaimana dia bisa menjadi seorang di samping sebagai worker, dia juga sebagai leader. Karena dalam dunia kerja kalau kita hanya sebagai worker, maka kita tidak akan pernah bisa maju,” ucap Misbah sapaan akrabnya.
“Coba nanti renungkan dirinya kalau saya worker, maka harus saya rubah belajar tentang bagaimana mempengaruhi orang, bagaimana caranya memimpin orang lain,” tambahnya.
Selanjutnya, yang ketiga adalah tipe speaker. Ada orang yang tidak bisa bekerja, tidak bisa memimpin, tapi dia hanya bisa menjadi pemikir. Seakan-akan dia paling hebat, padahal kerjanya hanya bisa bicara saja tanpa ada praktek. Nah, tipe -tipe seperti ini yang perlu dikurangi.
“Jadi kalau ada orang seperti ini mohon sadar diri dan perlihatkan apa yang bisa Anda kerjakan. Ya kurangi itu, kurangi volume suaranya dan kurangi frekuensi berbicaranya, karena biasanya orang yang semakin banyak bicaranya, tapi tidak bisa bekerja, istilahnya dahulu ‘Tong kosong nyaring bunyinya’,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada juga tipe pegawai yang namanya fashionista. Jadi ada pegawai yang kerjanya kalau ke kantor, ketika besok mau ke kantor, dia sudah pikirkan besok pakai seragam yang mana, mulai dari sepatu sampai ujung rambutnya harus matching.
Tipe pegawai seperti itu, dia hanya menjaga fashionnya, tapi tidak bisa bekerja. Nah, ini juga ada diantara pegawai kita seperti itu. Ini bagus karena performance-nya kelihatan bagus, akan tetapi lebih bagus lagi kalau disertai dengan performance dalam bekerja itu ditingkatkan.
Dan yang terakhir ada tipe pegawai yang followers. Pegawai ini ikut-ikutan saja, tidak punya inisiatif, disuruh bekerja sendiri tidak bisa, nanti dia bisa bekerja kalau ditemani.
“Kalau disuruh ke daerah, dia bilnag tidak bisa saya pergi Pak kecuali ada temanku, saya bilang lebih baik kau tidak pergi. Disuruh ikut pertemuan ke Jakarta misalnya atau diluar daerah, tidak mau pergi kecuali ada teman. Karena orang seperti follower, dia tidak mampu berdiri sendiri atas dirinya,” ujarnya.
Sebelum menutup arahnnya, ia berharap sebenarnya tipe-tipe semua ini sebelumnya ada manfaatnya dan ada baiknya, akan tetapi tidak boleh keterlaluan. Jadi, evaluasi diri, harus tahu posisi dan setelah itu ambil langkah-langkah untuk melakukan perbaikan karena orang yang tidak mau baik dan tidak mau meningkat sesungguhnya orang yang tidak mau berubah, tertinggal dan tidak akan pernah bisa maju.
“Oleh sebab itu, bila kita ingin maju tahu kondisi kita, kemudian kita lakukan evaluasi dan melakukan perubahan perubahan supaya kita semakin maju,” harapnya.