Mamuju (Humas Kanwil) – Nahkoda baru Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, H. Syafrudin Baderung memberi arahan saat apel pagi perdana, Kamis (20/10). Beliau menyampaikan bahwa yang utama bagi beliau adalah kinerja, maka setiap pegawai wajib berkinerja secara maksimal.
Dalam arahannya H. Syafrudin memberikan istilahnya “pukul lari” untuk pegawai yang tidak disiplin. Mantan Kakanwil Gorontalo ini menjelaskan bahwa para pegawai yang muslim juga harus memperhatkan hukum islam, “ada pegawai wajib, pegawai sunnah, pegawai makruh dan pegawai mubah. Jangan sampai kita menjadi pegawai yang mubah, yaitu ada atau tidak ada sama saja, tidak ada yang peduli dengan dirinya”.
“Jadi janganlah seperti itu, jadilah pegawai yang wajib, ketika kita ada, kita dirindukan ketika kita tidak ada kita juga dirindukan, jadi jangan “pukul lari”. Apel pagi ada setelah itu lari, karena bagi saya kinerja itu yang utama”, jelasnya lebih lanjut.
Di samping itu, beliau juga berpesan kepada seluruh ASN yang ingin meniti karir bahwa harus meniti kinerja dari awal, jika diibaratkan sebagai tanaman maka karir itu harus dipupuk dari awal, ketika menyemai tumbuhan maka akan dipanen hasil yang baik jika tumbuhan tersebut diperhatikan, namun jika dilepas begitu saja maka hasilnya tidak akan bagus apalagi kalau memakai pupuk yang instan itu lebih tidak bagus lagi.
Mengenai pergantian pimpinan, Mantan Kabid Bimas Islam itu menegaskan bahwa hal tersbut adalah biasa. “Pergantian pimpinan adalah hal yang biasa, jangan jadikan itu sebagai extraordinary, karena pimpinan itu ada 2 prinsipnya, sebagai kepala dan sebagai pimpinan”.
Menurutnya sistem di kementerian agama sudah berjalan dengan baik jadi tidak ada masalah, siapapun pimpinan yang datang maka itu adalah hal yang biasa.
“Siapapun pemimpin baru yang datang pasti menginginkan perubahan yang lebih baik, ingin ditingkatkan, ingin memperbaiki, ingin melanjutkan, yang penting kesinambungan kinerja berlangsung dengan baik, tidak ada yang terhenti”, jabarnya.
Di akhir arahan, H. Syafrudin kembali menegaskan bahwa beliau memiliki konsep kepemimpinan dengan manajemen terbuka, dimana beliau santai dan terbuka untuk berkomunikasi dengan siapapun namun memperhatikan sistem dan kinerja yang ada.
“Sekali lagi bahwa saya ini manajemannya adalah manajeman terbuka, kita santai saja tapi tetap harus memperhatikan sistem dan kinerja yang berlaku di instansi kita. Ingat, kementerian agama adalah rumah kita, mari kita bangun sama-sama, apa yang telah kita berikan untuk kementerian agama, jika kita menyadari itu saya rasa kita mampu meningkatkan kinerja kita lebih baik”, tegasnya sebelum menutup arahan.