Islam adalah agama kemanusiaan, agama untuk kepentingan kemanusiaan, seluruh ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian disampaikan kepada umatnya adalah untuk visi kemanusiaan. Dan seluruh ajaran yang disampaikan oleh Nabi tidak ada yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Ajaran-ajaran itu sudah didesain oleh Tuhan untuk kepentingan kemanusiaan. Keberadaan Nabi punya posisi yang sangat penting dalam menterjemahkan ajaran-ajaran yang datangnya dari Tuhan, kemudian Nabi menterjemahkannya dalam bahasa kemanusiaan, Nabi itu adalah media komunikasi yang disiapkan oleh Tuhan untuk menyebarkan ajaran-ajarannya kepada umat manusia.
Nabi punya posisi yang sangat sentral dalam menyebarkan ajaran-ajaran Tuhan, karena Tuhan tidak bisa langsung menyebarkan ajarannya tanpa melalui malaikat dan Nabi-Nya. Ajaran-ajarannya perlu diterjemahkan dalam bahasa manusia. Wahyu Tuhan diturunkan oleh malaikatnya kemudian malaikatnya menyampaikan kepada Nabi. Disinilah peran ganda Nabi sebagai makhluk yang bisa berhubungan dengan Tuhan dan sekaligus berhubungan dengan manusia atau umatnya. Bahasa Tuhan yang sifatnya abstrak yang disampaikan oleh malaikat diterjemahkan oleh Nabi menjadi bahasa yang konkrit yang dapat dipahami oleh manusia secara umum.
Proses dalam penterjemahan dari bahasa Tuhan kepada bahasa manusia, adalah melibatkan Nabi sebagai media antara atau media penterjemah dari Tuhan untuk manusia. Begitupun ketika Nabi menyampaikan ajaran-ajarannya, Nabi sangat memahami kemampuan para sahabat dalam menerima ajaran-ajaran dari Tuhan. Nabi dalam menyampaikan atau berkomunikasi dengan sahabat dikenal dengan sebutan "Jamiul kalimi", biasa diterjemahkan dengan, punya bahasa yang singkat, padat, jelas, bermakna, dan mudah dipahami. Ini adalah senjata ampuh yang dimiliki Nabi, sehingga para sahabat mudah menangkap dan menerima penyampaian term-term keagamaan lewat bahasa dan penjelasan dari Nabi.
Kemampuan Nabi dalam mengkomunikasikan ajaran-ajaran Tuhan, itu punya pengaruh yang sangat besar dalam penyebaran pesan-pesan ajaran agama kepada para sahabat. Metode komunikasi Nabi, itu sangat familier dengan para sahabatnya, itu karena keseringan bertemu atau berkomunikasi dengan para sahabat. Banyak metode Nabi, dalam menyampaikan ajaran-ajaran atau pesan-pesan keagamaan, kadang Nabi langsung memberikan informasi kepada para sahabat atau umatnya tentang sesuatu hal, kadang juga Nabi memakai model komunikasi bertanya, atau sahabat yang betanya kepada Nabi, kadang juga menceritakan peristiwa-peristiwa yang telah lalu, maupun prediksi Nabi, yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Itulah model-model komunikasi Nabi dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang datang dari langit langsung dikomunikasikan kepada para sahabat di bumi. Kesemua model tersebut disampaikan oleh Nabi, dengan bahasa yang jelas, singkat, punya makna yang jelas, dan mudah dipahami oleh para sahabat Nabi. Tentunya ini merujuk kepada Al-Qur'an yang mengatakan "Ajaklah ke jalan Tuhanmu, dengan cara hikmah, dengan nasehat yang baik, dan berargumentasilah dengan dengan cara yang terbaik". Jamiul kalimi atau bahasa yang jelas, punya makna, yang dimiliki oleh Nabi, itu adalah implementasi dari ayat di atas.
Salah satu keberhasilan Nabi dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang diterima dari TuhanNya, karena bahasa komunikasi yang digunakan, adalah bahasa yang mudah dipahami oleh para sahabatnya atau umatnya, Nabi itu sangat komunikatif, itulah sebabnya salah satu sifat Nabi adalah tablig secara bahasa berarti sampai, artinya bahwa ucapan-ucapan Nabi itu dapat diterima dengan baik oleh para sahabatnya. Tablig dalam bahasa kontemporernya adalah komunikatif. Bukan hanya didepan para sahabatnya, Nabi berkomunikasi dengan hikmah, didepan kafir Quraisy Nabi menyampaikan pesan-pesan penuh hikmah, nasehat-nasehat yang baik dan berargumentasi dengan logika yang kuat, juga dengan sabar mendengar pembicaraan-pembicaraan dari kafir Quraisy yang melecehkan pesan-pesan yang disampaikan oleh Nabi.
Dibalik kekerasan hati yang dimiliki oleh para kafir Quraisy, sebenarnya mereka sangat kagum dengan bahasa komunikasi Nabi dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang diterima dari TuhanNya. Penyampaian kebenaran atau argumentasi pesan yang disampaikan Nabi itu sangat kondisional, Nabi sangat memahami lawan bicara, atau dalam bahasa dakwah adalah obyek dakwah. Obyek dakwah itu bermacam-macam tingkat pemahamannya. Antara para sahabat yang sangat dekat Nabi, itu berbeda dengan sahabat secara umum, begitupun dengan dakwah untuk para kafir quraiisy. Ajakan Nabi terhadap mereka itu terkondisikan sesuai dengan kemampuan intelektual mereka. Tetapi tetap dalam koridor pesan Nabi yang singkat, jelas, punya makna dan mudah dipahami.
Sebenarnya seluruh Nabi atau Rasul dipersenjatai dengan bahasa komunikasi yang baik karena itu yang menjadi senjata dalam menyampaikan pesan-pesan Ilahi. Seluruh Nabi menghadapi tantangan yang berat, semua Nabi diuji dengan ujian yang berat. Itulah sebabnya Tuhan memberikan fasilitas yang lebih kepada para Nabi atau Rasul karena untuk mengkanter serangan-serangan para tiran atau penghambat jalan kebenaran yang di bawa para Nabi dan Rasul. Dengan fasilitas yang diberikan oleh Tuhan berupa mukjizat dan kemampuan berkomunikasi dengan baik, mereka dapat mengalahkan para tiran atau penguasa-penguasa peodal yang menghambat jalan dakwah atau pesan-pesan kebenaran yang di bawa oleh para Rasul utusan Tuhan.
Kita bisa belajar dari para Nabi dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran, kemampuan berkomunikasi Nabi yang mengandung banyak hikmah, nasehat-nasehat yang baik, berupa perkataan yang singkat dan jelas, dan mengandung makna yang dalam, serta punya argumentasi kokoh sehingga dapat diterima oleh semua fihak. Pesan-pesan ini biasa simpulkan dalam istilah "jamiul kalimi', kumpulan-kumpulan perkataan yang baik. Begitulah para Nabi berkomunikasi dengan baik, sehingga berhasil mengembang misi dakwah sebagai tugas inti dari para Nabi dan Rasul.
(Bumi Pambusuang, 3 Oktober 2023)