Mamuju (Humas Kanwil) - Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Sulbar mengikuti kegiatan Khataman dan Peringatan Nuzulul Qur'an yang dilaksanakan secara luring dan daring. (Senin, 01/04/2024)
Kegiatan ini dihadiri Ibu Sumiati Suharli, Ibu Irma Zainuddin Syamsul, Ibu Rachmi Misbahuddin, Ibu Murni Ahmad Barambangy, Ibu Andi Nur Rachma Sahlan, Ibu Alfiah Kamaruddin, Ibu Nurmadinah Tauhid dan Ibu Nurleliah Suaidi.
Diawal sambutan Dewan Penasehat DWP Kemenag RI, Eny Yaqut mengatakan sangat bersyukur dan berbahagia sekali bisa bertemu bersilaturahim dengan Ibu-ibu semua baik secara langsung maupun secara Zoom di seluruh Indonesia.
"Jadi, untuk diketahui bersama bahwa acara ini selain dihadiri oleh yang hadir secara offline, juga kita streaming secara live juga di dalam Zoom, sudah hadir bersama kita," kata Eny Yaqut.
Peringatan Nuzulul Qur'an pada tahun ini mengambil tema Al-Qur'an sebagai mukjizat Nabi sepanjang masa. Mengingatkan umat Islam akan turunnya pedoman hidup bagi seluruh alam, yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5 sebagai refleksi untuk tekun membaca dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an.
Ia mengungkapkan tentunya hal ini juga berlaku bagi kita yang pandai membaca dan memaknai setiap kejadian yang ada di sekeliling kita. Kata Iqro ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril dapat dijadikan sebagai pendorong, sebagai penggerak, sebagai motivasi kita semua sebagai manusia untuk selalu belajar dan belajar sepanjang masa kehidupan kita. Dengan harapan kita dapat survive dan hidup bahagia di dunia maupun di akhirat kelah.
Selanjutnya, peringatan Nuzulul Qur'an menjadi sangat penting untuk dilaksanakan sebagai upaya kita untuk mengingatkan kembali fungsi dan peran kita sebagai manusia yang menghamba hanya kepada Allah SWT. Melalui jalan mencintai, melalui jalan memahami, melalui jalan mengimplementasi nilai-nilai ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan kita sehari-hari.
"Tidak hanya dibaca dengan lembaran dan jus-jusnya saja tanpa mencoba memahami makna yang terkandung di dalamnya dan ihtiar untuk menjalankannya. Karena jika hanya dengan demikian maka Al-Qur'an hanya sekedar deretan teks kuno atau naskah kuno tanpa memberikan makna dan dampak apapun dalam kehidupan manusia," lanjutnya
Selain itu, ia juga menuturkan kita semua menyadari dan mengakui dan saya percaya kita semua mengetahuinya ini juga bahwa Islam adalah agama yang terbuka. Islam adalah agama yang tidak rigid dan tidak radikal. Tidak seperti apa yang selama ini dipahami oleh sebagian orang.
Ia menambahkan Islam melalui Al-Qur'an mengajarkan kepada kita untuk menghargai pluralisme, menghargai universalisme yang melintasi batas budaya, batas bangsa untuk saling bertukar dan belajar budaya, pengetahuan, dan peradaban.
"Ayat-ayat Al-Qur'an melintasi batas waktu dan masa memberikan jawaban bagi persoalan manusia di setiap zamannya. Al-Qur'an dapat berganding tangan dengan kemajuan teknologi, bersinergi membangun peradaban dengan tetap memegang teguh keimanan," tambahnya.
Secara pribadi dan sebagai penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama, ia sangat mengapresiasi itu semua, dan saya sangat senang sekali banyak variasi kegiatan yang dilakukan, tidak hanya itu-itu saja.
"Saya melihat sudah ada banyak inovasi, sudah ada banyak ide-ide baru, yang lebih segar, dan lebih menyentuh kepada masyarakat banyak, tidak hanya di komunitas kita saja. Dan itu saya sangat mengapresiasinya," ujarnya.