BWI Sulbar dan Kanwil Kemenag Sulbar Jalin Silaturahmi dengan Perwakilan BI Sulbar untuk Pengelolaan Wakaf Produktif

BWI Sulbar dan Kanwik Kemenag Sulbar melakukan pertemuan silaturrahim dengan Perwakilan BI Sulbar

Mamuju, Humas Kanwil - Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Sulawesi Barat bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Barat (Sulbar) menjalin kerjasama dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Barat untuk mengembangkan dan mengelola wakaf produktif.

Bertempat di Kantor BI, Sulawesi Barat 20/02/24, pertemuan strategis ini, yang dihadiri oleh pengurus BWI, perwakilan Kemenag, dan BI Sulbar, bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait potensi wakaf produktif dan peranannya dalam pembangunan ekonomi umat.

Dalam pertemuan tersebut, pihak terlibat sepakat untuk berkolaborasi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai wakaf produktif dan peningkatan kompetensi nazhir di Sulawesi Barat. Fokus utama termasuk upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wakaf secara efektif dan produktif.

Langkah-langkah konkret juga dibahas, termasuk fasilitasi dan dukungan untuk pendirian wakaf produktif di pondok pesantren, serta pelatihan bagi nazhir-nazhir dalam mengelola wakaf dengan efektif. Selain itu, BWI dan BI berkomitmen untuk menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi luas mengenai manfaat wakaf produktif dalam pemberdayaan masyarakat.

Ahmad Abu dari BI menjelaskan upaya bersama dengan Kementerian Agama dalam membentuk lembaga bernama HEBITREN (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) untuk mengoptimalkan dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF). Program ini, melibatkan pondok pesantren yang memiliki usaha di berbagai sektor, bertujuan meningkatkan mandiri ekonomi pesantren.

Pada kesempatan yang sama, wakil ketua BWI, Safaruddin, menyampaikan harapan dan tantangan dalam mengamankan aset wakaf. Kolaborasi antara BI dan BWI dianggap penting untuk meningkatkan literasi wakaf melalui sosialisasi dan edukasi.

Kabid Bimas Islam, H. Haerul, menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang potensi wakaf produktif memerlukan dukungan dan sinergi yang kuat antara sektor swasta, lembaga pemerintah, dan komunitas keagamaan. Keterbatasan anggaran, menurutnya, dapat menjadi hambatan untuk menyelenggarakan program literasi wakaf yang efektif dan luas.

"Dalam rangka meningkatkan literasi wakaf, kita perlu bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan seperti Bank Indonesia. Namun, kami mengakui keterbatasan anggaran yang kami miliki," ungkap Haerul dengan tegas.

Kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan dan pengelolaan wakaf produktif. Dengan merangkul peran sektor keuangan, diharapkan upaya literasi wakaf dapat diperluas, menciptakan pemahaman yang lebih baik di kalangan masyarakat, dan meningkatkan peran wakaf dalam pembangunan ekonomi umat.

Semangat kolaborasi yang tinggi diharapkan akan mempercepat pengembangan wakaf produktif di Sulawesi Barat, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wakaf, dan meningkatkan kesejahteraan umat. Tutupnya


Wilayah LAINNYA