Menjawab Tantangan Zaman

Oleh : Ilham Sopu

Imam Syafi'i pernah berkata berkaitan surah Al Asr, "seandainya manusia merenungkan surah ini, maka surah ini mencukupi baginya". Dalam satu hadis dikatakan, "dua orang sahabat apabila bertemu, dan sebelum berpisah, salah satu di antara mereka akan membacakan surah Al Asri, dan setelah itu memberikan salam". Dengan merujuk dari hadis Nabi dan perkataan Imam Syafi'i, betapa mendalamnya surah al Asri ini.

Imam Syafi'i berkata kalau kita betul-betul merenungi kandungan surah ini, maka akan memberikan kita pengetahuan sekaligus petunjuk hidup dalam menghadapi kehidupan dunia dan memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang kita hadapi.

Surah ini cukup pendek hanya terdiri dari tiga ayat saja, tapi kandungannya sangat dalam, bahkan ada ungkapan seandainya Al Qur'an hanya turun surah wal Asri saja, maka itu sudah cukup dijadikan pedoman hidup. Tiga ayat saja, tapi bisa menjadi pedoman hidup, betapa Al Qur'an yang terdiri lebih dari enam ribuan ayat. dapat menjadi sandaran atau petunjuk sebagaimana yang disampaikan oleh Tuhan bahwa Al Qur'an ini adalah "Hudan linnas atau "Hudan lil muttaqin". Jadi kemu'jizatan Al Qur'an sebenarnya karena dapat memberikan petunjuk kepada manusia secara keseluruhan.

Hakekat Al Qur'an adalah kitab petunjuk, kitab yang dapat memberikan pencerahan, dan itu berlaku secara universal, untuk seluruh manusia. Setelah kejatuhan Adam dan Hawa ke dunia akibat pelanggaran yang mereka lakukan, Tuhan tidak begitu saja melepaskan mereka berdua, tapi Tuhan juga memberikan petunjuk dan larangan kepada mereka berdua. Begitupun dengan Muhammad SAW, Tuhan tidak begitu saja melepaskannya, tapi Tuhan memfasilitasi dengan wahyu sebagai senjata atau petunjuk dari Tuhan guna menyebarkannya kepada seluruh umatnya. Seluruh Nabi dan Rasul, difasilitasi oleh Tuhan dengan mukjizat, sebagai modal dalam menyampaikan risalah yang diterima dari Tuhan. Senjata berupa mukjizat yang dimiliki oleh para Nabi atau Rasul, itu untuk melemahkan para pengingkar yang menghalang-halangi dakwah para Nabi atau Rasul.

Kembali kepada surah Al Asri, betapa mendalamnya kalau dikaji surah ini, surah yang begitu pendek tetapi sangat syarat dengan makna yang dikandungnya, dan salah satu keistimewaan dari ayat-ayat al Qur'an adalah penyampaiannya singkat dan syarat dengan makna. Dan surah al Asri ini adalah surah yang bisa menjawab tantangan zaman, bagaimanapun keras zaman yang dihadapi, surah ini dapat memberikan solusi yang jitu dan komprehensif. Zaman adalah sesuatu yang harus kita lewati.

Sejak zaman Nabi surah ini menjadi referensi dalam menghadapi zaman, zaman Nabi yang berlangsung selama kurang lebih 23 tahun, dan sandaran Nabi dalam membangun makkah dan Madinah hanya bersandar pada ayat-ayat Al Qur'an yang turun setiap saat, turun sesuai dengan kondisi yang biasa disebut asbabun nuzul ayat, atau sebab-sebab turunnya suatu ayat.

Misalnya sahabat bertanya tentang sesuatu hal, dan langsung dijawab oleh Nabi, dan kadang Nabi menunggu wahyu dari Tuhan lewat malaikat Jibril. Seluruh problematika masalah yang terjadi pada Nabi itu dapat diselesaikan dengan baik, karena peran Nabi  itu dibacking oleh wahyu dan Nabi punya kapasitas kemampuan yang sempurna.

Setidaknya ada beberapa hal yang amat menonjol dalam surah ini, sebagai surah yang akan menjawab tantangan zaman. Surah ini dimulai dengan sumpah. yaitu diawali "wawul qasmi", artinya wawu sumpah. Ketika Tuhan bersumpah seperti ini, pasti yang akan disampaikan adalah sesuatu yang amat penting, tentu saja untuk kepentingan manusia, dia harus memperhatikan betul, apa yang menjadi sumpah dari Tuhan. Yang menjadi sumpah disini adalah zaman, waktu atau masa. Dalam pandangan Tuhan waktu atau zaman begitu berarti, sehingga harus bersumpah, dan untuk itu manusia harus benar-benar menfokuskan diri tentang obyek sumpahan tersebut. Waktu itu adalah sesuatu yang akan berlalu. Waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali ke hari ini. Waktu hari ini tidak akan bisa dibawa untuk hari esok.

Penegasan Tuhan di sini, untuk diseriusi oleh manusia, manusia yang tidak menaruh perhatian terhadap eksistensi waktu, dia akan mengalami kerugian yang besar, dia akan terlepas dari berbagai kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan tidak akan menyalahi janjinya, pelajari waktu lewat orang-orang yang sukses pada masa lalu, maupun orang-orang yang sukses pada hari ini. Ulama-ulama yang sukses pada masa lalu, banyak meninggalkan karya tulis atau kitab-kitab yang banyak, adalah para ulama yang sangat memperhatikan betapa berharga waktu atau zaman itu. sehingga dia tidak melewatkan waktu kecuali menghasilkan hal-hal yang berharga berupa karya-karya tulis yang kita baca sampai saat ini.

(Bumi Pambusuang, 27 Desember 2024)


Opini LAINNYA

Tahun Baru

Apa Kamu Beriman ?

Uzlah Di Era Modern (Memaknai Tahun Baru)

Prestasi, Bukan Prestise

Menjawab Tantangan Zaman

Mentradisionalkan Masyarakat Modern

Ungkapan Akhir Tahun

Waktu Adalah Umur