Kemenangan di Hari Qurban

Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec. Tinambung, Polewali Mandar

Antara Idul Fitri dengan Idul Adha sesungguhnya sama dalam esensi. Sebagai yang keduanya disebut hari raya maka momentum tersebut mestinya menjadi titik evaluasi atau barometer kepribadian tentang seperti apa sudah pencapaian beragama terkait makna-makna kemenangan yang dimaksud.

Sebagaimana halnya Idul Fitri, semangat Idul Adha pun terikonkan pada sosok Nabi Ibrahim AS. yang sukses membuktikan ketaatan cintanya kepada Allah SWT. lewat keikhlasan hatinya "mengorbankan" putranya bernama Ismal AS.
Kisah tersebut sangat inspiratif dimana analoginya menyajikan berbagai pembelajaran keislaman mulai dari makna kepatuhan, prinsip keikhlasan serta keyakinan yang teguh dalam mempersembahkan segala bentuk pemilikan diri (apapun itu), yang notabene tak lain adalah titipan-Nya.

Idul Adha merupakan momentum ibadah suci yang hakikatnya tak hanya berfokus pada persoalan tentang berapa banyak hewan qurban yang mampu disembelih. Lebih dari itu, capaian moralitas kemusliman yang termanifestasi pada kesanggupan "menyembelih" nafsu-nafsu kebinatangan juga menjadi target penting dan keutamaan menuju pemberdayaan kepribadian.

Meski pada tataran keimanan, wujud hewan-hewan qurban tersebut diyakini akan datang membawa balasan kemaslahatan di Akhirat nanti, namun kompleksitas ajaran Islam tak hanya berkutat pada urusan-urusan keselamatan pribadi atau yang bersifat vertikal semata. Filosofinya sama ketika seseorang mampu mengeksiskan kesalehan di tataran ritual maka maslahat sosialnya juga menjadi indikator penting yang tak bisa dipisahkan. Apapun yang ditekankan Tuhan sebagai kewajiban ritual dalam beragama, semuanya bertolak dari prinsip dasar yang termuat dalam QS. Al- Anbiya': 107. Prinsip tersebut berkenaan dengan keterutusan Muhammad SAW dan realitas umatnya sebagai yang bertupoksi "rahmatan lil alamin" (sumber kemaslahatan dan penuntun keselamatan bagi alam seisinya).

Karena itu, eksistensi Surga (pada tataran Ukhrawi) yang kita impikan melalui keridhaan Tuhan dan perantara semangat berqurban, mestinya pula mampu diwujudkan lewat legalitas ikhtiyar manusia di muka bumi.
Sebagai Khalifah, keberadaan manusia membawa mandat suci dari Tuhan untuk mengolah dan membangun kehidupan Duniawi ini didalam tatanan-tatanan realitas bernilai Surgawi (orientasi muatan QS. Al-Baqarah: 30).

Banyak sudah kasus-kasus ilegal terjadi di muka bumi, penghianatan kepercayaan, manipulasi bergentayangan bahkan ragam kejahatan sosial lainnya yang tak lagi dianggap tabu dalam dinamika budaya Duniawi manusia. Maka, di sinilah hikmah inti dari perintah berqurban agar kemenangan sejati yang teraktualisasi lewat “pengendalian diri” jauh lebih utama dibanding kepuasan semu yang diperoleh lewat kultur saling menipu, adu fitnah, menebar kebencian bahkan pertumpahan darah antar sesama.

Betapa seringnya kita terjebak dalam kasus-kasus asusila (di berbagai level dan jenisnya) yang muatannya mencerminkan ketidak-sinergisnya antara semangat berqurban pada sisi ritual dengan kemampuan diri dalam memaknai "prosesi penyembelihan" itu. Gagalnya kita menjabarkan nilai-nilai kemenangan berqurban dalam bentuk “merdekanya diri” dari hasutan sifat serakah, culas, egoisme dan arogan serta jeratan sifat-sifat buruk lainnya pasti menjadi sumber petaka bagi kelangsungan hidup di muka bumi. Situasi macam ini tersirat jelas dalam muatan QS. Ar-Rum: 41 dan merupakan gambaran kehidupan sosial tentang belum efektifnya pengaruh ritus-ritus beragama dalam mengendalikan perilaku kesewenang-wenangan manusia.

Itulah sebabnya, jika secara kontekstual HARI INI adalah hari raya, maka HARI KEMARIN juga hari raya. Bahkan SETIAP HARI ketika seseorang mampu untuk setia mematuhi perintah-perintah Tuhan dan menghindari apapun yang dilarang-Nya maka sesungguhnya baginya adalah capaian HARI RAYA. Statemen ini tentu saja mengacu pada legitimasi hari yang realitasnya berisi kebaikan, kemuliaan dan makna-makna KEMENANGAN.

Ushini waiyyakum bitaqwallah, Wallahu a'lam bisshawab.


Opini LAINNYA

Mendorong Lahirnya Perda Pesantren

Kemenangan di Hari Qurban

Menuju Pulau Harapan Dalam Keberkahan

Memahami Perintah Tuhan

Orientasi Dalam Beragama

Persaudaraan Sejagat

Menterjemahkan Simbol Beragama