PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH IAIN PAREPARE
2023
ABSTRAK
Hamidah 2023 Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa terhadap Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N. 1 Pasangkayu Artikel Ilmiah Program Studi Pendidikan Agama Islam, IAIN Pare pare
Berdasarkan penelitiaam yang dilakukan peneliti di sekolah SMA Negeri 1 Pasangkayu dan wawancara dengan guru. Peneliti melihat masih peserta didik yang kurang menyadari betapa pentingnya Pendidikan Islam dalam menjalani kehidupan sekarang dan di masa mendatang, sehingga pembelajaran kadang sebagian kecil peserta didik dianggap hal yang sepele, siswa sering keluar masuk kelas, kurangnya minat belajar peserta didik. Walaupun ada sebagian siswa yang aktif hanya sebagian dari mereka. Sedangkan peserta didik yang tidak aktif dalam belajar, mereka melakukan kegiatan tersendiri, saat ulangan moncontek jawaban temannya, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Salah satu alternative yang paling tepat bagi guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didik. Diharapkan dengan menerapkan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakter materi yang di ajarkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kurangnya minat peserta didik terhadap pembelajaran di sekolah. Hal apa yang perlu dilakukan Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Pasangkayu, untuk memotivasi peserta didik saya mencoba menggunakan dengan menggunakan Media Pembelajaran.
Pendahuluan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran pokok di setiap satuan pendidikan. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam menjadi suatu keharusan, karena mencerminkan seberapa besar siswa tersebut aktif dalam kegiatan p[embelajaran dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Tujuan mempelajari Pendidikan Agama Islam adalah untuk membuat para siswa berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Kesemuanya akan didapat apabila para siswa selalu dilatih untuk aktif berbuat, bertindak dan berpikir. guru Pendidikan Agama Islam perlu memahami dan mengembangkan berbagai model dan keterampilan dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa dapat mengikuti pembelajaran yang lebih aktif.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan pada peserta didik SMA Negeri 1 Pasangkayu proses pembelajaran yang dilakukan oleh bebrapa guru di dalam kelas tidak menggunakan model pembelajaran sehingga pembelajaran belum efektif terlihat dari Prilaku kebanyakan yang tampak adalah: siswa di kelas tidak semangat dalam menerima pembelajaran di kelas, kurangnya minat belajar siswa, kurangnya semangat belajar siswa. Pada proses pembelajaran berlangsung guru hanya menjelaskan materi pembelajaran lalu guru memberikan tugas kepada siswa, walaupun ada siswa yang aktif itu hanya sebagiannya saja, sedangkan yanng tidak aktif dalam pembelajaran melakukan kegiatan tersendiri seperti bercerita, mencontek jawaban temannya, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Permasalahan tersebut yang telah diuraikan mengacu pada motivasi siswa yang masih rendah sehingga pada proses pembelajaran kelas menjadi tidak kondusif. Agar motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, maka guru harus dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik, sehingga setiap proses belajar mengajar, peserta didik aktif dan kreatif, memiliki semangat untuk belajar, dan merasa bahwa materi yang diajarkan guru didalam kelas dapat bermanfaat bagi dirinya. Untuk ini peran guru semakin besar dengan memilih model yang tepat dalam proses belajar mengajar. Model yang digunakan harus dapat mengatasi kondisi-kondisi yang membuat peserta didik merasa malas, kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model yang dianggap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran
Mengingat pentingnya Pemahaman dan pelaksanaan pendidikan Islam dalam pembelajaran di sekolah serta kesulitan pada diri peserta didik dalam memanahami Pendidikan Agama Islam maka peneliti selaku seorang pendidik ikut bertanggung jawab terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan Agama Islam, Peneliti tertarik untuk meneliti kegiatan proses belajar mengajar peserta didik SMA Negeri 1 Pasangkayu tentang permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Agama Islam. Maka judul penelitian ini adalah “Meningkatkan Motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model Media Pembelajaran pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam peserta didik SMA Negeri 1 Pasangkayu
Pembahasan
Motivasi pembelajaran
Motivasi dan pembelajaran merupakan kedua hal yang saling mempengaruhi. Pembelajaran adalah kegiatan yang merubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari peguatan yang dilandasi untuk mencapai tujuan. Menurut Jamaris (2013:170) “motivasi merupakan faktor penting yang selalu mendapat perhatian di dalam berbagai .usaha yang ditujukan untuk mendidik dan membelajarkan manusia, baik di dalam pendidikan formal, nonformal ataupun informal”. Motivasi merupakan suatu hal penting dalam proses pembelajaran, seseorang peserta didik tidak mempunyai kesadfran dan motivasi untuk belajar, maka tidak akan mungkin aktivitas belajar mengajar terlaksana dengan baik, sedang bagi guru apabila tidak mempunyai motivasi untuk mengajar ilmunya kepada peserta didik juga tidak akan terlaksana proses pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesuatu yang dikerjakan tidak menyentuh subtansi kebutuhannya terhadap proses pembelajaran.
Motivasi belajar mempunyai peranan sangat penting dalam memberi dorongan atau motivasi, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran. Menurut (Winkel, 1987). “Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan seluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan”.
Secara umum motivasi seorang individu disebabkan adanya hirarki kebutuhan (need). Kebutuhan akan pembelajaran bagi seseorang yang menyebabkan seseorang berusaha untuk menyelenggara kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk mencapai tujuan diperlukan proses pembelajaran. Dengan demikian, motivasi pembelajaran merupakan kegiatan untuk mendorong seseorang peserta didik dan guru (pendidik) melakukan kegiatan pembelajaran.
Dasar-Dasar Pemberian Motivasi
Salah satu tugas pokok yang melakat pada diri seseorang pendidik adalah sebagai motivator bagi peserta didik agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar. Sosok seorang guru didepan kelas adalah sebagai motivator peserta didik agar memiliki semangat dan kemauan untuk belajar yang lebih aktif, kreatif dan inovatif. Selama kegiatan pembelajaran di kelas, factor motivasi memegang peranan yang besar untuk menjaga kelangsungan pembelajaran sisw di kelas dalam tingkat kesungguhan dan ketekunan belajar yang tinggi di kelas.
Tugas seorang guru (pendidik) disini dituntut sebagai mutivator untuk mendorong menggerakkan supaya peserta didik melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk tercapainya tujuan pembelajaran di kelas. Petunjuk praktis yang perlu dilakukan oleh guru (pendidik) dalam membangkitkan motivasi siswa (peserta didik) belajar di kelas, sebagai berikut
menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
Hadiah atau Reward. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah merupakan kegiatan yang melibatkan individu (jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan tanpa adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari diri individu ataupun dari luar individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik sangat membutuhkan adanya motivasi, baik motivasi dari internal maupun motivasi eksternal. Seperti halnya seorang siswa mengurangi kegiatan diluar pembelajaran sepulang sekolah untuk belajar membuat media pembelajaran sesuai dengan materi yang telah dipelajari, karena peserta didik menghadapi kenaikan kelas. Kegiatan yang dilakukan peserta didik dilatar belakangi oleh sesuatu, yaitu motivasi. Motivasi inilah yang mendorong, menggerakkan peserta didik mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat dan meningkatkan jam belajar mengurangi materi pelajaran yang telah dipelajari.
Menurut Sardiman (2003:84) “kegiatan belajar sangat memerlukan motivasi. Motivation is an assential condtion of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pulapelajaran yang dipelajarinya. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensial usaha belajar bagi para siswa (peserta didik)”. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi, oleh karena itu motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran. Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran, sebagai berikut:
Peranan motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak utama bagi siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.
Peran motivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran peserta didik menjadi optimal. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan peserta didik yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Disini motivasi dapat berperan menyeleksi arah perbuatan bagi peserta didik apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. Contoh: untuk menghadapi ujian siswa (peserta didik) sepaya lulus dan mendapatkan hasil yang baik, maka siswa (peserta didik) harus mampu menyisihkan waktu yang optimal untuk kegiatan belajar dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk menonto TV, membaca novel, bermain, karena tidak sesuai dengan tujuan.
Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno 2007 (Iskandar, 2012:188) Adapun indikator atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sihingga memungkinkan seseorang siswa (peserta didik) dapat belajar dengan efektif dan efesien.
Dari indikator diatas, hasil belajar peserta didik dapat diukur dalam bentuk perubahan prilaku peserta didik yaitu semakin bertambahnya pengetahuan peserta didik terhadap sesuatu, sikap dan keterampilan.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sangat berperan penting dalam hal kegiatan proses pembelajaran, demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Pasangkayu”.
Menurut Dr. Ahdar, M.Pd.I., Dr. Musyarif, M.Ag “Media merupakan sarana yang sangat penting dalam pelaksanaan pengajaran dan pendidikan. Media menjadi elemen atau komponen pendidikan yang harus diperhatikan dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran. Karena dengan media dalam pendidikan akan membantu proses belajar mengajar yang baik sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Lebih jauh lagi . Media pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan, memerlukan upaya manusia (guru dan tenaga kependidikan/ sekelompok professional lainnya) yang bersifat menyeluruh. Karena media hanya merupakan bagian dari upaya memanfaatkannya dan mengkaji kegiatan belajar mengajar berdasarkan pendekatan infrastruktur, memerlukan ketrampilan tersendiri. Upaya pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu secara kualitatif, ini bukanlah aktivitas yang a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019 29 sederhana. Salah satu upaya yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan jalan memanfaatkan media pendidikan dalam rangka efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan (Dr. Ahdar, M.Pd.I., Dr. Musyarif, M.Ag)
Dalam pemanfaatan media pendidikan, guru harus melakukan pemilihan yang tepat, karena pemilihan media harus menunjang pencapaian tujuan intruksional. Dalam pemilihan media diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti seberapa jauh dan lata pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam program latihan, media apa yang paling praktis, apakah media yang akan digunakan itu relevan dengan materi pelajaran, apakah media sesuai dengan kapasitas, situasi dan kondisi anak didik, sejauhmana pencapaian anak didik harus sesuai dengan sasaran yang ditentukan, apakah nilai bahan pelajaran sepadan dengan harga media dan sebagainya. Dalam proses pemilihan media pendidikan yang efektif dan efisien, isi dan tujuan intruksional haruslah sesuai dengan karakteristik media tertentu (Hadi dkk, 1987)
Pemanfaatan media pemndidikan dalam proses pembelajaran hendaknya di sesuaikan dengan kebutuhan dan ke sesuaian materi pembelajaran yang di ajarkan, hal ini bertujuan agar peserta didik mudah memahami danmengimplemantasikan dalam kehidupan sehari hari.
Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno 2007 (Iskandar, 2012:188) Adapun indikator atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sihingga memungkinkan seseorang siswa (peserta didik) dapat belajar dengan efektif dan efesien.
Dari indikator diatas, hasil belajar siswa dapat diukur dalam bentuk perubahan prilaku siswa yaitu semakin bertambahnya pengetahuan siswa terhadap sesuatu, sikap dan keterampilan.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sangat berperan penting dalam hal kegiatan proses pembelajaran, demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Pasangkayu”.
Menurut Dr. Ahdar, M.Pd.I., Dr. Musyarif, M.Ag “Media merupakan sarana yang sangat penting dalam pelaksanaan pengajaran dan pendidikan. Media menjadi elemen atau komponen pendidikan yang harus diperhatikan dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran. Karena dengan media dalam pendidikan akan membantu proses belajar mengajar yang baik sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Lebih jauh lagi . Media pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan, memerlukan upaya manusia (guru dan tenaga kependidikan/ sekelompok professional lainnya) yang bersifat menyeluruh. Karena media hanya merupakan bagian dari upaya memanfaatkannya dan mengkaji kegiatan belajar mengajar berdasarkan pendekatan infrastruktur, memerlukan ketrampilan tersendiri. Upaya pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu secara kualitatif, ini bukanlah aktivitas yang a l - i l t i z a m , Vol.4, No.1, Mei 2019 29 sederhana. Salah satu upaya yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan jalan memanfaatkan media pendidikan dalam rangka efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan (Dr. Ahdar, M.Pd.I., Dr. Musyarif, M.Ag)
Dalam pemanfaatan media pendidikan, guru harus melakukan pemilihan yang tepat, karena pemilihan media harus menunjang pencapaian tujuan intruksional. Dalam pemilihan media diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti seberapa jauh dan lata pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam program latihan, media apa yang paling praktis, apakah media yang akan digunakan itu relevan dengan materi pelajaran, apakah media sesuai dengan kapasitas, situasi dan kondisi anak didik, sejauhmana pencapaian anak didik harus sesuai dengan sasaran yang ditentukan, apakah nilai bahan pelajaran sepadan dengan harga media dan sebagainya. Dalam proses pemilihan media pendidikan yang efektif dan efisien, isi dan tujuan intruksional haruslah sesuai dengan karakteristik media tertentu (Hadi dkk, 1987)
Pemanfaatan media pemndidikan dalam proses pembelajaran hendaknya di sesuaikan dengan kebutuhan dan ke sesuaian materi pembelajaran yang di ajarkan, hal ini bertujuan agar peserta didik mudah memahami danmengimplemantasikan dalam kehidupan sehari hari.
Dengan demikian Motivasi belajar peserta didik tentunya dipengaruhi oleh model pempelajaran yang digunakan oleh guru atau tenaga pendidik, sehingga dalam penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan minat dan prestasi peserta didik dalam memahami dan menjawab tantangan baik dalam pelaksanaan ujian maupun dalam pelaksanaan kehidupan beragama di lingkungan nya.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas , yaitu Media Pendidikan untuk meningkatkan motivasi motivasi belajar peserta didik di SMAN 1 Pasangkayu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setelah penerapan Media Pendidikan (Pembelajaran) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memotivasi belajar peserta didik
2. Media pendidikan (pembelajaran) sangat berperan penting dalam menentukankeberhasilan peserta didik dalam belajar.
3. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan beragam secara professional akan menunjang prestasi peserta didik.
4. Media merupakan suatu sarana dalam menyampaikan dakwa atau materi Pendidikan Agama Islam yang mudah didapatkan, sehingga penerapan ajaran Islam baik dalam kalangan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat dapat dilaksankan secara Ikhlas dan konsisten.
5. Media Pendidikan denga menggunakan teknologi tentunya mengikuti zaman yang sangat di minati oleh peserta didik, dengan menggunakan IT akan menunjang dalam meningkatkan sumber daya manusia, sebagai insan cendikia berakhlakul karimah
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo.
Dr. Ahdar, M.Pd.I., Dr. Musyarif, M.Ag The existence of education in improving the quality of human resource
Iskandar. 2012. Psikologi Pendiidkan sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Referensi. Jamaris, Martini. 2013. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor: Galia
Indonesia.
Purwanto, ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedi