Mamuju — Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Kristen Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Ayub, secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) Gereja Segala Bangsa (GESBA) Badan Pengurus Daerah Sulbar. Acara ini mengusung tema “Tetapi yang terutama dari sekaliannya itu kasih, yang menjadi pengikat kesempurnaan” (Kolose 3:14).
Dalam sambutannya, Ayub menyampaikan apresiasi atas terbangunnya komunikasi yang baik antara GESBA dan pemerintah, khususnya lewat Bimas Kristen Kanwil Kemenag Sulbar. Ia melihat GESBA sebagai organisasi gereja yang aktif dan konsisten melayani umat.
Ayub juga mengajak seluruh peserta Musda untuk terus menjaga kerukunan—baik antar jemaat, lintas denominasi gereja, maupun dengan umat beragama lainnya—demi menciptakan suasana yang damai dan harmonis.
"Hari ini, gereja tidak hanya menjadi tempat ibadah. Lebih dari itu, gereja bisa menjadi rumah pergerakan yang membawa perubahan, menyerukan perdamaian, dan ikut peduli pada lingkungan. Ini sejalan dengan program ekoteologi dari Kementerian Agama,” jelasnya.
1Ia juga menyinggung pentingnya program Gereja Ramah Anak (GRA), yaitu pendekatan pelayanan gereja yang menjamin hak dan perlindungan anak—baik di gereja, lembaga pelayanan, maupun keluarga.
Menurutnya, ada lima prinsip utama GRA: memandang anak dari sudut pandang mereka, mengutamakan kepentingan terbaik anak, mengasihi tanpa syarat dan tanpa diskriminasi, memberi ruang bagi anak untuk terlibat dalam keputusan, serta memenuhi hak hidup dan tumbuh kembang mereka secara menyeluruh.
Wilayah
Pembimas Kristen Buka Musda GESBA Sulbar, Ajak Gereja Jadi Rumah Perubahan
- Kamis, 15 Mei 2025 | 22:23 WIB
