Mamuju Tengah, 14 April 2025 — Suasana haru dan penuh kekhusyukan menyelimuti pelaksanaan Manasik Haji Kabupaten Mamuju Tengah saat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Dr. H. Adnan Nota, MA, membuka penyampaian materi dengan melantunkan kalimat talbiyah yang menggema syahdu di tengah-tengah para calon jemaah haji.
“Labbaikallahumma labbaik…,” lantunan talbiyah yang dipimpin langsung oleh H. Adnan Nota mengundang kekhusyukan. Para calon jemaah haji pun mengikuti dengan penuh kesungguhan, menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam di awal materi.
Sebagai narasumber utama dalam kegiatan manasik haji tersebut, H. Adnan Nota menyampaikan materi yang menggabungkan aspek regulatif dan praktis. Ia memulai dengan penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah serta regulasi turunannya, namun menekankan bahwa penyampaian dilakukan secara praktis agar lebih mudah dipahami oleh para peserta.
Dalam pesannya, beliau menekankan bahwa para jemaah memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah, seperti perlindungan kesehatan, layanan pembimbingan ibadah, perlindungan keamanan, serta hak atas living cost. Pemahaman ini penting agar jemaah mengetahui dengan jelas hak dan kewajiban selama perjalanan ibadah haji.
Secara syar’i, H. Adnan Nota menjelaskan bahwa haji adalah puncak atau penyempurna dari rukun Islam. “Haji adalah atap dari seluruh rukun Islam, maka seyogianya dijalani dengan penuh kesungguhan, menjaga ucapan, dan menjauhkan diri dari rafats (perkataan tidak senonoh),” jelasnya.
Beliau juga menyoroti pentingnya menjaga sikap selama berada di Tanah Suci. “Jauhi penampilan berlebihan. Jangan tampil seperti ikut fashion show. Gunakan pakaian putih saat berangkat dan kembali. Kesederhanaan adalah cerminan dari jiwa yang bersih,” ujarnya, mengingatkan agar jamaah tidak tergolong ke dalam orang-orang yang melakukan fusuq (kemaksiatan) ataupun jidal (perdebatan dan pertengkaran).
Tak hanya itu, H. Adnan juga menekankan bahwa ibadah haji harus lebih difokuskan pada beribadah, bukan sekadar berbelanja atau jalan-jalan. Ia menyebutkan pentingnya melaksanakan shalat Arbain di Masjid Nabawi, Madinah, yakni shalat fardhu 40 waktu berturut-turut tanpa terputus. “Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang melaksanakan shalat Arbain, maka ia akan diharamkan dari api neraka,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak jemaah untuk berziarah ke makam Rasulullah SAW dan bertawassul dengan doa-doa penuh harap agar Allah SWT mengabulkan segala hajat mereka.
Materi yang disampaikan juga mencakup penjabaran detail mengenai rukun, syarat, dan kewajiban haji dengan metode penyampaian yang sederhana dan mudah dipahami. Di akhir penyampaiannya, Kakanwil Kemenag Sulbar berpesan agar jemaah haji dari Mamuju Tengah, khususnya dari Topoyo dan sekitarnya, dapat menjadi duta akhlak yang baik di tanah suci.
“Kita ini orang Topoyo, harus mampu menjaga akhlakul karimah. Karena berhaji bukan sekadar ibadah ritual, tapi membawa nama baik daerah dan bangsa,” tutup H. Adnan Nota dengan penuh harap.
Wilayah
Kakanwil Adnan Awali Materi Manasik dengan Lantunan Talbiyah
- Ahad, 13 April 2025 | 15:20 WIB
