Mamasa (Humas Kanwil) - Membumikan moderasi beragama sebagai fondasi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Mamasa yang sangat beragam dan mejemuk demi mencapai cita-cita bersama menuju Indonesia maju.
Demi mencapai misi tersebut Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamasa menggelar kegiatan Sosialisasi Pnguatan Moderasi Beragama yang mengusung tema "Kita Optimalkan Peran FKUB, Masyarakat dan Tokoh Agama dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama", Rabu (7 Juni 2023) di Aula Hotel Sajojo Mamasa.
Kegiatan ini menghadirkan 50 orang peserta yang merupakan utusan dari Lembaga Keagamaan, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Kabupaten Mamasa ikut . Kegiatan ini pun dibuka secara resmi oleh Kakanwil Kemenag Sulbar H. Syafrudin Baderung yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi.
Dalam pembukanya ia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia di zaman dulu dibangun karena agama, bukan karena budaya. Kerajaan yang ada di zaman nusantara itu adalah kerajaan-kerajaan agama, contohnya kerajaan sriwijaya beragama hindu.
"Kerajaan-kerajaan ini lah yang membuat agama berkembang di nusantara sehingga tidak bisa kita pungkiri bahwa Indonesia ini terbentuk karena agama," urainya.
"Makanya kita menjadi sangat unik. Indonesia bukan negara agama, tapi Indonesia adalah negara yang mengakui Agama, negara yang mengakui, mengayomi, melindungi dan mengafirmasi semua agama," tekannya.
Ia juga menjelaskan bahwa isu agama menjadi sensitif di Indonesia, hal yang kecil ketika dibawa ke agama sangat berbahaya. "Sudah banyak contoh konflik yang terjadi di Indonesia karena isu agama seperti kasus sampit dan ambon, sehingga jiwa moderat sangat penting, namun harus dipahami yang dimoderasi bukan agamanya".
Menurutnya, sejatinya tidak ada agama yang tidak cinta damai, semua cinta damai, ia pun menjelaskan 3 tingkatan hidup beragama.
"Dalam tingkatan ada 3, kebersamaan, kerukunan dan kedamaian."
Tingkatan pertama yaitu Kebersamaan, "tidak ada indeksnya atau tidak bisa diukur, tapi bisa kita lihat. Kita bisa bersama tapi belum tentu rukun dan damai. Oleh karena itu tidak bisa diukur yang bisa diukur adalah yang kedua yaitu kerukunan. Kerukunan bisa diukur karena tidak dibatasi jarak, ruang dan waktu, karena itu kerukunan harus diperkuat," jelasnya.
Yang ketiga merupakan tingkatan tertinggi adalah kedamaian. Semua agama di dunia ini menginginkan kedamaian dan tidak ada satupun agama di indonesia yang penyebarannya dengan menggunakan kekerasan.
"Inilah indonesia, kita sangat unik, bagi kita perbedaan adalah energi yang positif," tandasnya.
Kankemenag Kab. Mamasa H. Ramli dan Kasubag TU Usama Majid turut mendampingi Kakanwil dalam kegiatan tersebut. Hadir pula sebagai narasumber dalam kegiatan ini Kapolres Kab. Mamasa serta Tim Kerja Ortala dan Kerukunan Umat Beragama.