Poniang, Majene (Humas Kanwil) — Suasana haru dan penuh khidmat mewarnai kegiatan Pembekalan Akhir Kelas VI di MIN 2 Majene Tahun Pelajaran 2024/2025 yang digelar selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (13–14 Juni 2025). Kegiatan ini menjadi sangat istimewa karena dikemas dalam dua tahap, yakni pembekalan akhir sekaligus khatam Al-Qur’an pada malam hari, serta dilanjutkan dengan kegiatan arak-arakan Messawe Totamma pada pagi harinya.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov Sulbar, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majene, Pengawas Madrasah, Camat Sendana, Kapolsek dan Danramil Sendana, Kepala Desa Tallu Banua, Ketua Komite MIN 2 Majene, serta para tokoh masyarakat, pendidik, dan agama se-Desa Tallu Banua. Orang tua dan wali murid pun tampak antusias menghadiri acara puncak perpisahan dan pelepasan 45 siswa kelas VI yang seluruhnya dinyatakan lulus 100%.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat, H. Misbahuddin, hadir langsung dan memberikan sambutan sekaligus apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyebut MIN 2 Majene sebagai satu-satunya madrasah di Sulawesi Barat yang menyelenggarakan pembekalan akhir siswa dengan pendekatan yang khas dan menyentuh nilai-nilai spiritual.
“Pembekalan akhir yang didahului dengan khatam Al-Qur’an menunjukkan bahwa madrasah tidak hanya menanamkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menyeimbangkannya dengan ilmu agama. Inilah kekhasan madrasah yang patut kita banggakan,” ungkap H. Misbahuddin dalam sambutannya.
Dalam arahannya, beliau juga menekankan pentingnya peran guru yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan keteladanan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Ia mengajak para pendidik untuk terus membina karakter anak-anak agar menjadi generasi yang berilmu dan berakhlak.
Tak kalah penting, H. Misbahuddin mengingatkan peran strategis orang tua dalam mendukung pendidikan anak di madrasah.
“Pendidikan yang berhasil membutuhkan sinergi antara madrasah dan keluarga. Tanpa dukungan orang tua, bisa terjadi paradoks — anak diajarkan satu nilai di madrasah, tetapi memperoleh nilai berbeda di lingkungan keluarga,” tegasnya.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan arak-arakan budaya lokal Messawe Totamma, sebagai bentuk penghormatan dan sukacita atas pencapaian para siswa yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dasar mereka di madrasah.
Acara ini tidak hanya menjadi momen perpisahan, tetapi juga penguatan identitas madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mengintegrasikan ilmu dan nilai-nilai religius serta kearifan lokal dalam satu harmoni yang utuh.
Wilayah
Pembekalan Akhir dan Khatam Al-Qur’an MIN 2 Majene: Wujud Sinergi Pendidikan Umum dan Agama
- Sabtu, 14 Juni 2025 | 14:32 WIB
