Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat beragama untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan sosial melalui rumah ibadah. Ajakan ini disampaikan Menag saat membuka Festival Masjid Berdaya Berdampak (MADADA Fest) 2025 di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Menag menegaskan bahwa kemandirian umat adalah fondasi penting dalam membangun masyarakat yang berdaya dan berkeadilan. “Umat yang mandiri bukan hanya secara individu, tetapi juga secara institusi. Jangan sampai lembaga keagamaan kita sepenuhnya bergantung pada bantuan pemerintah atau pihak CSR. Padahal agama memiliki fungsi amar makruf nahi munkar yang harus dijaga,” ujar Menag.
Menag memaparkan, potensi dana umat di Indonesia sangat besar dan bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi. “Mari kita lihat potensi yang dimiliki oleh umat kita masing-masing. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu. Charity, dana-dana sosial yang ada pada setiap ajaran agama kita masing-masing itu amat dahsyat sekali,” sebutnya.
“Saya mencoba men-survey di internet, khusus untuk umat Islam saja, zakat yang berhasil dihimpun saat ini baru sekitar Rp41 triliun. Jika dikelola secara profesional, potensi ini bisa menghapus kemiskinan mutlak di Indonesia,” tegas Menag.
Selain zakat, Menag juga menyoroti pundi-pundi keagamaan lain seperti wakaf, infak, sedekah jariyah, fidyah, hingga akikah yang belum dikelola secara optimal. “Nilai wakaf saja mencapai Rp180 triliun per tahun. Tanah wakaf kita luas, berada di lokasi strategis, tapi sebagian besar belum produktif,” ungkapnya.
Karena itu, Menag mendorong pengurus masjid, majelis taklim, dan ormas keagamaan untuk berinovasi dalam mengelola dana umat secara profesional dan transparan. Ia mencontohkan kerja sama Masjid Istiqlal dengan PT Pos Indonesia dan Gojek melalui layanan Istiqlal Global Fund (IGF) yang memungkinkan masyarakat berbelanja produk halal lewat masjid.
“Keuntungannya kembali untuk umat. Jika 800 ribu masjid di Indonesia bisa berperan seperti ini, perekonomian umat akan tumbuh pesat,” jelas Menag.
Menag juga menekankan pentingnya sinergi antara energi agama dan energi negara. “Agama tidak boleh berkomplot dengan negara, tetapi harus saling memperkuat. Energi agama memperkuat energi negara, begitu pula sebaliknya. Dengan itu, kita bisa menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur,” tuturnya.
Menutup sambutannya, Menag mengajak umat untuk bersama-sama menggerakkan pundi-pundi kebaikan dan menjadikan rumah ibadah sebagai pusat kemandirian umat. “Jika dana umat ini dikelola dengan baik, insya Allah tidak akan ada lagi kemiskinan mutlak di Indonesia,” pungkasnya.
(Keisya)