Mamuju (Humas Kanwil) — Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat turut ambil bagian dalam kegiatan Bedah Buku “SDK Mendayung Dari Hulu: Maestro Politik Bertangan Dingin dari Sulawesi Barat”, karya Sofa Nurdiyanti yang mengisahkan perjalanan kepemimpinan Gubernur Sulawesi Barat, H. Suhardi Duka (SDK).
Kegiatan tersebut berlangsung di aula gedung Perpustakaan provinsi Sulawesi Barat dan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, akademisi, dan pejabat daerah.
TS. Haryanto, mewakili Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, hadir dalam kesempatan itu sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi pemikiran sang gubernur dalam pembangunan daerah.
TS. Haryanto menyampaikan setelah kegiatan bedah buku usai, bahwa buku ini merupakan warisan intelektual dan inspirasi moral bagi generasi penerus Sulawesi Barat.
Menurutnya, sosok SDK dalam buku tersebut digambarkan sebagai pemimpin yang mengedepankan keteladanan, keteguhan prinsip, dan kemampuan merangkul semua pihak dalam mengelola dinamika pemerintahan dan sosial kemasyarakatan.
"Karya ini bukan hanya catatan sejarah perjalanan seorang pemimpin, tetapi juga cermin bagi kita semua dalam membangun sikap moderat, adil, dan bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman. Kementerian Agama sangat mengapresiasi hadirnya buku ini sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter kebangsaan dan persatuan,” ujar TS. Haryanto.
Lebih lanjut, Gubernur Sulbar, H. Suhardi Duka mengatakan ketika bertemu dulu sewaktu ingin memulai penulisan buku, Sofa meminta untuk membuat karya buku dari kisah SDK.
“Kebetulan buku yang dibedah ini adalah buku saya. Saya katakan kenapa harus buku saya, buku yang lain lah, tapi dia minta supaya buku saya. Oke. Tidak salah juga,” kata Suhardi Duka dalam sambutannya.
Kemudian, tentu capain-capain yang diraih dalam perjalanan politik ini bukan sesuatu yang muda.
Tapi, ini semua diraih dengan penuh perjuangan berdasarkan landasan-landasan yang diajarkan orangtuanya serta landasan hidup yang berakar dari budayanya.
“Yang ingin saya sampaikan dalam buku ini. Suhardi Duka anak rakyat. Anak biasa. Tidak ada yang bisa diandalkan. Saya tidak bisa mengandalkan nama keluarga saya. Bapak saya pegawai kecil dan petani, ibu saya petani. Saya bukan bangsawan, bukan orang kaya. Artinya siapapun anda, Anda bisa jadi Gubernur,” katanya.
Wilayah
Kemenag Sulbar Hadiri Bedah Buku “SDK Mendayung Dari Hulu”, Potret Maestro Politik Sulawesi Barat
- Selasa, 1 Juli 2025 | 08:40 WIB
