Tema hari guru tahun ini adalah "guru hebat, indonesia kuat", suatu tema yang memberikan amanah kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitanya, kualitas guru adalah suatu keniscayaan dalam menciptakan suatu generasi yang unggul. Dalam menciptakan suatu peradaban yang unggul ke depan, sedikit banyak peran guru sangat menentukan. Indonesia yang kuat adalah suatu cita-cita yang didambakan oleh generasi pendiri bangsa ini.
Guru tidak hanya mewariskan kepada anak didik keilmuan yang sifatnya kognitif yang berupa pengetahuan-pengetahuan yang bisa menambah kecerdasan secara intelektual anak didik, tetapi yang lebih dari itu adalah mewariskan karakter yang kuat berupa penguatan moral, etika, kecerdasan spritual dan kecerdasan emosional kepada peserta didik. Dengan peran-peran tersebut, guru dituntut senantiasa untuk memperkuat keilmuan yang sifatnya kognitif lebih-lebih memperkuat karakter moralitas sebagai bekal dalam melakukan investasi dalam mencetak generasi yang handal, baik dari segi keilmuan dan karakter yang kuat terhadap nilai-nilai kebaikan.
Kurikulum yang sebenarnya ada dalam diri seorang guru, eksistensi guru adalah kurikulum yang berjalan, guru sebagai referensi yang senantiasa memberikan vibrasi keilmuan dan karakter keteladanan terhadap siswa. Rujukan tunggal para siswa di sekolah adalah guru. Subyek dan obyek pendidikan itu sangat tergantung dari peran yang dimainkan oleh seorang guru. Pemerintah menciptakan kurikulum, tidak akan berjalan dengan baik, tanpa peran seorang guru yang punya keterampilan keilmuan dan punya karakter yang unggul.
Ada adagium dalam dunia pendidikan, "bagaimanapun bagus dan sempurnanya kurikulum, tapi diampu oleh guru yang tidak punya kompetensi, itu akan mengalami kegagalan dalam pembelajaran, sebaliknya bagaimanapun sederhananya kurikulum tapi diampu oleh guru yang punya kompetensi yang baik, itu akan membuat sukses dalam pembelajaran dan pendidikan akan berhasil". Lagi-lagi guru sangat menentukan hidup matinya dunia pendidikan, tentu saja guru yang punya kompetensi yang komplit, dimulai kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kepribadian. Keempat kompetensi adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam dunia pendidikan setidaknya ada tiga yang menjadi warisan yang penting untuk diwariskan kepada anak didik, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektik dan kemampuan psikomotorik. Kemampuan kognitif punya peran penting dalam dunia pendidikan, ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang siswa, wawasan ilmu pengetahuan, mutlak harus dimiliki seorang siswa, guru punya peran penting dalam memberikan motivasi atau dorongan terhadap peningkatan kompetensi kognitif yang harus dimiliki seorang siswa. Evaluasi yang diadakan setiap semester maupun di akhir pembelajaran adalah untuk mengetahui kemampuan kognitif atau untuk mengetahui peta kemampuan pengetahuan yang telah diajarkan oleh seorang guru terhadap siswanya.
Di samping kemampuan kognitif yang menjadi warisan dari seorang guru, yang lebih penting dari itu kemampuan afektif, atau punya karakter yang kuat. Inilah sebenarnya pondasi yang dimilki seorang guru yang akan di nuzulkan kepada anak didik. Afektif inilah yang menjadi benteng moral, yang sifatnya akan selalu memberikan respons yang positif terhadap dalam berbagai tantangan yang datang silih berganti. Penguatan afektif adalah laboratorium moral yang akan mengeluarkan vibrasi kabaikan, di sinilah sebenarnya kunci dalam dunia pendidikan. Kemampuan kognitif itu akan mudah terjatuh, tidak punya nilai dan akan keropos kalau tidak dilandasi dengan kompetensi afektif yang tangguh.
Tantangan modernitas hampir semua dialami oleh seluruh elemen bangsa, termasuk guru. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, itu akan membuat manusia terbantu dalam menjalankan aktifitasnya, dan manusia nyaman dalam hidupnya, siapapun akan terbantu dengan berbagai fasilitas sebagai produk dari ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk yang menikmati adalah guru. Banyak fasilitas pembelajaran yang canggih yang dinikmati oleh seorang guru dalam proses pembelajaran.
Namun dibalik semua kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, ada efek yang ditinggalkannya. Kita mengalami pengikisan nilai-nilai akhlak dan moralitas karna dimanjakan oleh kemajuan di bidang material, kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan genggaman geget di tangan, itupun yang kita nikmati adalah hal-hal yang tidak punya nilai manfaat untuk masa depan kita, kita mengalami dehumanisasi, pengikisan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri kita, nilai-nilai moralitas tambah menyusut, dan membuat kita terjatuh, yang dalam bahasa agama, kita berada di bagian terbawah dari moralitas "asfalah safilin".
Di sinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam mencetak anak didik yang punya nilai-nilai yang handal, khususnya dalam mencetak generasi-generasi punya karakter tangguh, yang punya visi keilmuan tinggi dan akhlak yang baik. Peran guru yang punya kompetensi yang holistik, itu akan menjadi kurikulum yang suci, dan itu akan tervibrasi terhadap anak didik yang ada di lingkungan sekolah.
Selamat hari guru, guru hebat Indonesia kuat
(Bumi Pambusuang, 25 November 2025)