Expo Kemandirian Pesantren: Pesantren Mandiri, Bangsa Maju

Expo Kemandirian Pesantren MQKI 2025

Wajo (Humas Kanwil) - Dewan Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama RI, Helmi Halimatul Udhmah buka kegiatan Expo Kemandirian Pesantren yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Sengkang. (Jumat, 02/10/2025)

Dalam sambutannya, Helmi Halimatul Udhmah mengatakan pemerintah punya perhatian yang besar pada pesantren. Pemerintah ingin agar pesantren berdaya, memiliki kemandirian ekonomi yang kuat. Sebab pesantren yang kuat dan mandiri secara ekonomi, merupakan salah satu penopang kemajuan suatu bangsa.

"Jika pesantren maju, insyaallah bangsa Indonesia juga maju. Bentuk perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama kepada pesantren, salah satunya adalah Program Kemandirian Pesantren," ujar Helmi Halimatul Udhmah.

Melalui bantuan inkubasi bisnis yang digelontorkan pemerintah, pesantren diarahkan untuk menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan. Sehingga pesantren bukan hanya menjadi pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga motor penggerak ekonomi yang mandiri.

Ia mengungkapkan sampai saat ini Kemenag telah memberikan bantuan inkubasi bisnis untuk 4.186 pesantren. Dari jumlah itu, sekitar seribu pesantren kini bahkan sudah memiliki badan usaha sendiri. Tak hanya itu, saat ini juga sudah ada 2.347 Koperasi Pesantren yang tersebar di berbagai daerah.

"Kami mendoroang agar unit-unit bisnis yang ada di pesantren tersebut terhubung dengan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang digagas Bapak Presiden Prabowo Subianto," ungkapnya.

Ia menambahkan, "saya yakin dengan adanya kolaborasi ini, rantai pasok kebutuhan pesantren akan jadi lebih efisien. Pesantren tidak perlu lagi jauh-jauh belanja ke kota, cukup lewat KDKMP yang ada di desa atau kelurahan. Dampaknya, ongkos logistik bisa ditekan, sementara keuntungan yang diperoleh akan lebih besar," tambahnya.

Lebih lanjut, Kemandirian Pesantren ini berupaya memperkuat fungsi pemberdayaan masyarakat. Kita ingin agar pesantren tidak hanya mendidik santri-santrinya, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Bayangkan, jika setiap pesantren memiliki unit usaha yang berkembang, maka akan tumbuh economy hub berbasis pesantren.

Expo Kemandirian Pesantren yang kita saksikan ini bukan sekadar pameran biasa. Ia adalah bukti nyata bahwa pesantren mampu berdaya, berinovasi, dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa. Di expo ini, kita dapat melihat langsung ragam unit bisnis yang dikembangkan oleh pesantren, mulai dari produk makanan dan minuman, kerajinan, pertanian, hingga berbagai layanan jasa.

Sebelum ia menutup sambutannya, ia menjelaskan bahwa semua itu adalah buah dari kerja keras, kreativitas, dan semangat para santri dan pengelola pesantren. Ada kurang lebih 50 stand yang menampilkan produk-produk unggulan pesantren.

"Saya mengajak kita semua untuk berkeliling, menyaksikan, sekaligus memberikan apresiasi atas hasil karya mereka. Setiap produk bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sarat nilai keberkahan dan perjuangan," jelasnya.

Ia mengharapkan Expo Kemandirian Pesantren ini sebagai momentum penting untuk meneguhkan komitmen kita. Bahwa pesantren harus terus maju, mandiri, dan berdaya saing. Bahwa pesantren bukan hanya benteng moral bangsa, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi umat.


Wilayah LAINNYA