Pasangkayu (Kemenag) -- Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-X Tingkat Sulawesi Barat (Sulbar) resmi dibuka pada Sabtu malam (11/5/2024) di Kabupaten Pasangkayu. Penjabat (Pj.) Gubernur Sulbar, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, membuka gelaran dua tahunan ini dengan harapan besar bagi para peserta.

"Saya berharap para peserta dapat menghasilkan prestasi maksimal dan tampil di tingkat nasional," ujar Prof. Zudan dalam sambutannya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa tidak semua peserta akan meraih juara. Ia menekankan pentingnya semangat dan keikhlasan dalam mengikuti MTQ.

"Lebih dari itu, saya ingin tekankan bahwa seluruh peserta tidak boleh kecewa apabila harapannya tidak tercapai," jelas Prof. Zudan.

Ia pun menceritakan kisah inspiratif tentang dua orang, satu buta dan satu lumpuh, yang mendapatkan kesembuhan. Ketika mereka sembuh, mereka tidak lagi membutuhkan alat bantu mereka, tongkat dan kursi roda.

"Di dalam tongkat dan kursi roda tadi ada nilai keikhlasan. Walaupun banyak manfaatnya, tapi kemudian tidak digunakan," terang Prof. Zudan.

Ia menyampaikan pesan kepada para kafilah untuk menampilkan karya terbaik mereka dengan penuh keikhlasan, meskipun tidak meraih juara. "Jadi kita bertanding karena ikhlas, bukan karena mengejar juara. Tampilkan teknik-teknik terbaik untuk menunjukkan keikhlasan kita mencintai Alquran. Di situlah esensi mencintai Alquran," tegasnya.

Prof. Zudan juga mengajak seluruh hadirin untuk mencintai Alquran melalui surat Ibrahim ayat 7. Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan luar biasa, termasuk Sulbar. Kekayaan terbesar Sulbar adalah kerukunan antar warga.

"Hampir 80 tahun Indonesia merdeka, seluruh umat beragama tetap bisa beribadah dengan tenang," kata Prof. Zudan.

Pembukaan MTQ X di Kab. Pasangkayu dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti Ketua DPRD Sulbar, Plt. Kakanwil Kemenag Sulbar, Ketua LPTQ Sulbar, Bupati Pasangkayu, Forkopimda, dan Pimpinan Instansi Vertikal se-Sulbar.

MTQ ke-X Sulbar ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan Alquran di masyarakat. Selain itu, ajang ini juga menjadi sarana untuk mencari bibit-bibit unggul qari' dan qori'ah yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.